BANDA ACEH - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan penduduk miskin di provinsi itu pada September 2020 bertambah 19 ribu orang menjadi 833,91 ribu orang atau sekitar 5,43 persen dibanding Maret 2020.
“Selama periode Maret - September 2020, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan mengalami kenaikan,” kata Kepala BPS Aceh Ihsanurrijal.
Di perkotaan persentase penduduk miskin naik dari 9,84 persen menjadi 10,31 persen. Sedangkan di daerah pedesaan juga naik dari 17,46 persen menjadi 17,96 persen.
Menurut dia, komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, seperti beras, rokok, dan ikan tongkol, tuna atau cakalang.
“Sedangkan untuk komoditas bukan makanan yang berpengaruh terhadap nilai garis kemiskinan adalah biaya perumahan, bensin dan listrik,” katanya dikutip Antara.
BPS menilai beberapa faktor yang diduga terkait dengan peningkatan kemiskinan di daerah berpenduduk 5,2 juta jiwa itu pada periode Maret –September 2020 meliputi ekonomi Aceh pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,10 persen, dibanding triwulan III-2019 secara year-on-year.
Kemudian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 mencapai 6,59 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Februari 2020 yang hanya 5,42 persen.
BACA JUGA:
Selanjutnya, kata dia, faktor lain karena 388 ribu penduduk usia kerja atau 10,01 persen terdampak COVID-19 pada Agustus 2020, baik itu menjadi pengangguran, sementara tidak bekerja, pengurangan jam kerja maupun menjadi bukan angkatan kerja.=
“Bantuan sosial pusat dan daerah relatif berjalan dengan baik, sehingga kemiskinan tidak semakin parah,” katanya.
Ihsanurrijal menjelaskan penduduk miskin di Aceh masih fluktuatif. Pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin berjumlah 872,61 ribu orang, kemudian turun menjadi 829,80 ribu orang pada September 2017.
Sementara pada Maret 2018 penduduk miskin mengalami kenaikan menjadi 839,50 orang. Sedangkan pada periode September 2018 - September 2019 jumlah penduduk miskin di Aceh cenderung menunjukkan penurunan.
Yaitu dari 831,50 ribu orang pada September 2018 menjadi 819,44 ribu orang pada Maret 2019 dan turun lagi menjadi 809,76 ribu orang pada September 2019, katanya.
“Sedangkan pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin di Aceh mengalami kenaikan menjadi 814,91 ribu orang pada Maret 2020 dan kembali naik menjadi 833,91 ribu orang pada September 2020,” katanya.
Jika dilihat dari penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Sumatera, Aceh kembali menduduki peringkat satu. Angka kemiskinan di Aceh 15,43 persen, kemudian diikuti Bengkulu 15,30 persen dan Sumatera Selatan 12,98 persen.
Sementara pada Maret 2020, Aceh berhasil turun ke peringkat dua di Sumatera dengan angka kemiskinan 14,99 persen. Sedangkan yang peringkat satu merupakan Bengkulu yakni 15,03 persen.