Bagikan:

JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto memastikan sertifikat tanah dalam bentuk elektronik sangat aman.

"Saya sebelumnya terus mendorong, selalu merapatkan poin-poin yang menjadi pertanyaan (soal keamanan), seluruh staf, termasuk biro hukum menyampaikan aman. Tidak ada bedanya antara sertifikat manual yang berbentuk buku dengan sertifikat elektronik," kata Hadi usai mendampingi Presiden Joko Widodo menghadiri acara Peluncuran dan Penyerahan Sertifikat Tanah Elektronik di Istana Negara, Jakarta, Senin 4 Desember, disitat Antara.

Hadi mengatakan dengan sertifikat elektronik, semua tercatat dan dimasukkan dalam block data yang akan mengarah kepada blockchain dan akan memberikan pengamanan sertifikat, termasuk aset masyarakat.

"Sudah tidak akan ada lagi permasalahan tumpang tindih maupun ancaman dicaplok oleh mafia tanah," katanya.​​

Hadi juga menyampaikan bahwa sertifikat tanah elektronik memiliki sistem keamanan yang sangat baik, yang bisa menangkal peretasan. Bahkan, kemungkinan terjadinya peretasan adalah nol sekian persen.

"Ini kita menggunakan block data, mengarah ke blockchain, ini direkat kuat. Kemudian apakah bisa diretas? mau masuk ke satu sistem, melewati beberapa pintu. Dengan demikian, pengamanan ini saya yakin sangat baik, nol sekian persenlah (kemungkinan), tidak mungkin," ujarnya.

Hadi menyampaikan bahwa sertifikat tanah elektronik ini sangat mudah untuk ditransaksikan.

Dia juga mengatakan bahwa sertifikat berwujud fisik yang selama ini sudah beredar akan segera dilakukan alih media menjadi elektronik.

"Nanti akan dilakukan alih media. Kita jelas akan menggunakan pihak ketiga untuk bekerja. Kalau kita sendiri bekerjanya kan banyak. Nanti kita alih media didampingi para ahli," pungkasnya.