JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan jeda kemanusiaan di Gaza membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan tambahan dalam jumlah besar kepada warga sipil yang menderita di daerah kantong padat penduduk tersebut.
"Kami memanfaatkan sepenuhnya jeda ini dalam upaya meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk Gaza dan kami akan melanjutkan upaya membangun masa depan yang damai dan bermartabat bagi rakyat Palestina," kata Biden seperti dikutip ANTARA dari laman Gedung Putih, Selasa, 28 November.
Biden mengaku "terlibat penuh" dalam mempepanjang jeda kemanusiaan demi menghentikan bombardemen Israel ke Jalur Gaza dengan imbalan pembebasan puluhan sandera.
Dia berterima kasih kepada Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad al-Thani, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu "atas komitmen mereka terhadap proses ini dan dalam mencapai kesepakatan untuk perpanjangan selama 48 jam ke depan."
"Kami tidak akan berhenti sampai semua tawanan yang disekap teroris Hamas dibebaskan," kata dia.
BACA JUGA:
Lebih dari 50 dari 240 sandera yang disekap Hamas telah dibebaskan selama jeda berlangsung – yang awalnya disepakati selama empat hari, tetapi diperpanjang dua hari lagi. Jeda tambahan ini akan berlangsung setidaknya sampai Rabu.
Sebagai gantinya, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Israel mengatakan gencatan senjata dapat diperpanjang jika Hamas terus membebaskan sandera setidaknya 10 orang per hari.
Sumber Palestina kepada Reuters mengungkakan maksimal 100 sandera bisa dibebaskan.
Sementara itu, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby menyatakan Washington berharap jeda kemanusiaan di Gaza diperpanjang lagi hingga semua sandera dibebaskan.