Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota New York, Amerika Serikat Eric Adams melakukan pelecehan seksual di masa lalu, dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada Rabu malam.

Dalam dokumen dikatakan, pengguggat mendapatkan 'serangan' oleh Adams pada tahun 1993, "saat mereka berdua bekerja untuk Kota New York".

Tuntutan hukum tersebut diajukan berdasarkan Undang-Undang Penyintas Dewasa di Negara Bagian New York yang akan berakhir pada Hari Jumat.

Undang-undang negara bagian memberikan jangka waktu satu tahun bagi para penyintas pelecehan seksual, untuk mengajukan tuntutan hukum yang seharusnya diblokir berdasarkan undang-undang pembatasan.

Surat panggilan pengadilan setebal tiga halaman itu berisi sedikit rincian tentang dugaan penyerangan tersebut, namun mengatakan pengajuan tersebut terkait dengan "tindakan dan kelalaian yang disengaja dan lalai atas cedera fisik, psikologis dan lainnya yang diderita sebagai akibat dari tindakan yang merupakan pelanggaran seksual", seperti melansir BBC 24 November.

Wanita itu menuntut ganti rugi sebesar 5 juta dolar Amerika Serikat, tambah dokumen itu.

Pada saat tuduhan tersebut diajukan, Adams sedang bekerja sebagai petugas polisi di New York City. Surat pemanggilan itu juga menyebutkan biro transit Departemen Kepolisian New York dan sebuah organisasi sosial untuk perwira, yang disebut Asosiasi Penjaga.

Berbicara kepada CBS News pada Kamis sore, Adams mengatakan "tuduhan itu sama sekali tidak terjadi".

"Saya bahkan tidak ingat siapa orang ini, saya tidak pernah ingat pernah bertemu mereka," kata wali kota.

"Saya menghabiskan hidup saya untuk melindungi orang-orang, saya menghabiskan hidup saya untuk memberi kembali, dan saya akan terus melakukan hal itu. Ada banyak hal yang terjadi di kota ini, dan saya fokus untuk memastikan hal itu terlaksana," tandasnya.

Diketahui, mantan presiden Donald Trump dan produser film Harvey Weinstein termasuk di antara mereka yang digugat berdasarkan Undang-Undang Penyintas Dewasa di Negara Bagian New York.

Seorang pengacara penggugat memuji pentingnya undang-undang tersebut, yang menurut mereka telah "memberi begitu banyak perempuan kesempatan untuk mencari keadilan".

Pemanggilan tersebut merupakan pukulan hukum terbaru bagi Adams, politisi Partai Demokrat, yang tengah menghadapi penyelidikan terkait pendanaan kampanye wali kota tahun 2021.

Awal bulan ini agen FBI menggerebek apartemennya dan menyita tiga perangkat elektronik, yang diyakini berupa dua iPhone dan sebuah iPad.

Penggerebekan itu terjadi setelah penggerebekan serupa di kediaman Brianna Suggs (25) seorang pelobi dan mantan ajudan Adams di Brooklyn.

Penyelidikan berpusat pada apakah tim kampanyenya bekerja sama dengan Pemerintah Turki untuk menerima sumbangan asing ilegal. Penyelidik ingin tahu apakah kampanye Adams memberikan manfaat bagi negara atau individu dengan imbalan sumbangan, menurut surat perintah penggeledahan yang diperoleh New York Times.

Wali Kota Adams menegaskan dia tidak mengetahui adanya kesalahan apa pun.