Mengenal Virus-Virus yang Berbahaya Selain Corona
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Virus corona atau COVID-19 telah menyebar di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Virus ini sudah membunuh ribuan orang dalam kurun waktu beberapa bulan.

Selain COVID-19, masih banyak jenis-jenis virus yang lebih berbahaya. Sebelum menjelaskan tentang beberapa virus yang berbahaya tersebut, ada baiknya kita me-recall apa itu virus sebenarnya, bagaimana muasalnya, dan bagaimana cara mencegahnya.

Sebenarnya kata virus menurut Mades Fifendy dan M. Biomed dalam bukunya Mikrobiologi (2017) berasal dari bahasa latin yaitu venom yang berarti racun. Diartikan demikian karena hampir semua jenis virus adalah penyebab penyakit, baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. 

Virus punya sifat yang unik yaitu apabila di dalam sel makhluk hidup virus dapat bereplikasi seperti makhluk hidup, sebaliknya apabila ia berada di luar sel maka ia menjadi benda mati sehingga sering disebut sebagai partikel.

Pertama kali virus ditemukan oleh Dimitri Ivanovsky (1892), yakni ilmuwan berkebangsaan Rusia, dan Beyerinch (1899), ilmuwan berkebangsaan Belanda. Keduanya menemukan virus tersebut pada daun tembakau yang disebut penyakit mosaik. 

Virus memiliki ukuran sangat kecil yakni antara 25-300 µm --1 µm sama dengan 1/1.000.000 m-- virus yang berukuran paling kecil adalah virus polio. Panjang tubuhnya hanya 25 µm. Sedangkan yang paling besar adalah virus penyerang bakteri yang panjang tubuhnya 100 nm dan virus TMV yang panjang tubuhnya 300 nm. Karena ukuran tubuhnya sangat renik, virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. 

Sementara itu virus bentuknya bermacam-macam. Ada yang bulat, batang, oval, dan seperti huruf T. Yang bentuknya bulat misalnya virus influenza dan virus AIDS, sedangkan yang bentuk batang misalnya virus TMV, virus berbentuk oval adalah virus rabies, dan yang berbentuk T misalnya virus yang menyerang bakteri.

Ilustrasi (Pixabay)

Cara virus menyebar

Untuk berkembang biak, virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Salah satu caranya disebut dengan lisogenik. Pada infeksi lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, namun berintegrasi dengan DNA sel induk. Dari situlah virus akan bertambah banyak saat sel inang membelah. 

Seperti dijelaskan di awal, virus yang menyerang tumbuhan bakau itu bisa menyebar ke hewan lewat serangga. Kemudian serangga yang terkena virus dari tumbuhan dimakan hewan, hingga akhirnya hewan itu dimakan manusia. Selain itu menurut Fifendy dkk (2017) "Virus yang menyerang manusia bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, udara, darah, luka, dan gigitan termasuk air liur."

Ilustrasi (Pixabay)

Virus-virus yang berbahaya

Selain virus corona baru atau COVID-19, ada beberapa lagi virus yang berbahaya, di antaranya Ebola, HIV, Marburg, Rabies, Smallpox. 

Ebola

Seperti diketahui, virus ini merusak jaringan dan sel tubuh yang dapat menyebabkan kematian dalam jangka waktu kurang dari dua minggu. Ebola ditularkan melalui kontak langsung dengan cariarn tubuh penderita ebola seperti darah, feses, urin, ludah dan keringat. 

Marburg 

Mengutip livescience.com, Para ilmuwan sudah mengidentifikasi virus Marburg pada 1967, ketika wabah kecil terjadi di antara para pekerja laboratorium di Jerman yang terpapar monyet-monyet yang terinfeksi dari Uganda. Virus ini mirip dengan ebola karena keduanya dapat menyebabkan demam berdarah yang menyebabkan seseorang mengalami demam tinggi dan pendarahan di seluruh tubuh yang dapat menyebabkan syok, gagal organ, dan kematian. 

Tingkat kematian atau mortality rate dari wabah ini pada awal ditemukan adalah 25 persen. Namun pada wabah yang terjadi pada 1998-2000 di Republik Demokratik Kongo, tingkat kematiannya melesat menjadi 80 persen menurut organisasi kesehatan dunia (WHO). 

Rabies

Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan sudah diperkenalkan pada 1920-an yang telah membantu membuat penyakit ini sangat jarang di negara maju, kondisi ini tetap menjadi momok di India dan beberapa bagian negara Afrika. 

Seperti diketahui, penyakit ini dapat menghancurkan otak. Apabila seseorang tidak mendapatkan perawatan khusus setelah terinfeksi virus ini, maka 100 persen bisa mengakibatkan kematian.

HIV

Masih menurut livescience.com, di era modern ini virus yang paling mematikan kemungkinan besar adalah HIV. "Ini masih merupakan pembunuh terbesar," kata Amesh Adalja seorang dokter penyakit menular Amerika. 

Diperkirakan 36 juta orang telah meninggal karena HIV sejak penyakit ini pertama kali diakui pada awal 1980-an. "Penyakit menular yang memakan korban terbesar umat manusia saat ini adalah HIV," kata Adalja. 

Cacar

Sekarang virus cacar mungkin sudah dianggap biasa oleh banyak orang. Ditambah pada 1980, Lembaga Kesehatan Dunia menyatakan dunia telah bebas dari cacar. 

Tapi, sebelum itu, manusia berjuang melawan penyakit cacar selama ribuan tahun, dan penyakit ini membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi virus tersebut. Walaupun ada yang selamat, hal itu membuat korbannya meninggalkan bekas luka dalam permanen dan tak jarang mengalami kebutaan. 

Ilustrasi (Unsplash)

Apakah virus dalam tubuh bisa dibunuh?

Beberapa orang mengira virus bisa dibunuh dengan antibiotik, namun menurut laman hellosehat, nyatanya tidak. Hal ini dikarenakan karakteristik virus yang berbeda dengan bakteri. Pasalnya, antibodi adalah untuk membunuh bakteri. 

Virus bisa dibunuh dengan sesuati yang dikenal dengan sebutan antivirus atau antiviral. Antivirus didesain untuk menghambat proses infeksi virus. Karena seperti dijelaskan sebelumnya, virus hanya mungkin berkembang biak dengan menginfeksi sel inang. 

Upaya tersebut bisa dilakukan dengan beragam cara, salah satunya dengan menghadang virus mencapai sel inang. sehingga pelepasan materi yang dimiliki oleh virus dapat dicegah sebelum mencapai inti sel inang yang ingin diinfeksi. 

Beragam jenis antivirus telah dikembangkan, dengan menargetkan enzim dan protein sel inang yang terinfeksi, yang lalu digunakan untuk menggabungkan bagian-bagian partikel virus yang baru dan mencegah mereka berfungsi semestinya. 

Sedangkan, untuk mencegah virus ini menyerang tubuh, kita bisa melakukannya dengan vaksin. Vaksin dapat mengurangi risiko virus menginfeksi dengan cara bekerjasama dengan sistem imun alami tubuh sel inang. Vaksin membantu sistem imun memalsukan infeksi. Proses ini memancing sistem imun untuk menghasilkan antibodi.