Gereja Shincheonji yang Menjadi <i>Super Spreading</i> Virus Corona di Korea Selatan
Inspeksi virus corona (dok. Yonhap)

Bagikan:

JAKARTA - Di antara negara-negara yang terpapar virus corona, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang paling cepat penyebarannya. Tercatat sebanyak 977 kasus virus corona telah berhasil dikonfirmasi pemerintah Korsel dalam beberapa pekan terakhir. 

Banyak faktor yang melatarbelakangi peristiwa penularan virus corona di Daegu Korea Selatan. Salah satunya yang terjadi di Gereja Shincheonji, sebuah peristiwa medis yang disebut super-spreading atau kejadian penyebaran virus corona ke banyak orang sekaligus di sekitar pasien. 

Dilansir dari Washington Post, seorang jemaat wanita berusia 61 tahun diyakini menjadi 'patient zero' yang menyebarkan pertama kali virus corona ke puluhan jemaat gereja lainnya. Dikabarkan wanita paruh baya itu tetap mengikuti kebaktian, meski mengalami demam tinggi sekalipun dirinya menyangkal tidak pernah bepergian ke luar negeri.

Secara hitungan kasarnya, disebutkan rata-rata penyebaran virus corona dapat menjangkit 2,2 orang lain yang ada di sekitar pasien. Dugaan awal wanita paruh baya ini telah menularkan virus corona ke 52 jemaat lainnya saat menjalani acara kebaktian. Jumlah pasien terjangkit virus corona itu semakin bertambah, seiring angka pasien meninggal terkait kasus ini. 

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan virus vorona yang mewabah di Daegu ini memiliki masa inkubasi yang berbeda dari penyebaran virus lainnya. Terkait kasus ini, pemerintah kota menghentkan sementara aktivitas gereja Shincheonji. 

Dikutip dari Korea Herald, Moon menyebutkan penutupan gereja tidak bertujuan untuk membatasi akvifitas keagamaan. Hanya saja langkah penutupan ini dilakukan, menyusul jumlah pasien penderita virus corona yang datang dari orang-orang yang mengunjungi gereja Shincheonji. 

Terlebih tata cara ibadah di gereja ini, yang tidak memperbolehkan jemaatnya menggunakan penutup wajah seperti masker atau kacamata selama kebaktian. Hal ini pula yang diyakini menjadi penyebaran virus corona secara cepat. 

Sementara juru bicara Shincheonji, Kim Si-mon membantah aktivitas gerejanya menjadi titik pusat penyebaran virus corona di Korea Selatan. "Media melaporkan seperti kami-lah orang yang membuat virus tersebar, menceritakan bagaimana ibadah kami, di mana kenyataan kami hanya duduk di lantai untuk mengatur orang-orang,” ujarnya seperti dikutip dari situs resminya. 

Gereja Shincheonji adalah sebuah gereja sekte yang didirikan oleh Lee Man Hee, pada 1984. Sekte ini mengklaim bahwa Lee Man Hee merupakan sosok Yesus yang kedua. Bagi pengikutnya, Lee adalah juru selamat yang akan membawa 144 ribu orang melakukan perjalanan ke surga di Hari Penghakiman nanti.

Mereka merekrut orang-orang dengan cara membagi-bagikan selebaran, dan menawarkan bimbingan Alkitab kepada masyarakat. Terkadang mereka juga menawarkan perjalanan budaya kepada turis-turis yang sedang berlibur di Korea Selatan. Gereja Shincheonji juga kini telah membuka cabangnya di Afrika Selatan, Congo, Costa Rica, dan Cina.