YOGYAKARTA – Rencana buruh dan tenaga kerja lain untuk mogok nasional 2 hari ramai diperbincangkan. Wacana pemogokan tersebut mencuat setelah Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI, Said Iqbal menyatakan bakal melakukan aksi mogok nasional jika Pemerintah menaikkan upah buruh tahun 2024 dengan besaran di bawah 15 persen.
"Partai Buruh menolak kenaikan nilai UMP di seluruh Indonesia pada Tahun 2024 di bawah 15 persen. Termasuk UMP di Provinsi DKI Jakarta," demikian kata Said Iqbal lewat keterangan tertulis, dikutip Senin, 20 November.
Rencana Buruh Mogok Nasional 2 Hari
Said Iqbal menjelaskan bahwa mogok nasional akan digelar selama dua hari. Rencananya aksi tersebut akan digelar antara tanggal 30 November sampai 13 Desember 2023.
Ia juga menegaskan bahwa perjuangan buruh dalam aksi mogok nasional adalah sesuatu yang legal dan lazim dilakukan. Bahkan, aksi semacam itu banyak dilakukan juga di negara lain. Tujuan mogok kerja sendiri adalah untuk mendapatkan perhatian Pemerintah agar mereka mau mendengarkan suara para buruh.
Dampak Buruh Mogok Kerja
Perlu diketahui bahwa aksi buruh menggelar mogok kerja kerap dilakukan. Di luar dari isu mogok nasional nanti, ada beberapa dampak buruh mogok kerja secara umum yakni sebagai berikut.
1. Kerugian Perusahaan
Saat buruh memutuskan untuk menggelar aksi mogok kerja, perusahaan akan mengalami kerugian materil. Buruh yang mogok kerja jadi pemicu hilangnya jam kerja, sedangkan mesin produksi tidak bisa beroperasi secara normal. Hal itu tentu mengundang rentetan kerugian lain bagi perusahaan hingga terhadap pemilik perusahaan.
2. Pertumbuhan Ekonomi Terhambat
Secara tidak langsung ekonomi suatu negara akan terhambat jika buruh melakukan aksi mogok kerja, terlebih jika aksi tersebut dilakukan dalam jangka waktu panjang. Secara mikro, mogok kerja akan membuat hasil produksi jadi turun. Sedangkan secara makro akan berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi.
3. Politik dan Ekonomi Tidak Stabil
Banyak kasus mogok kerja yang dilakukan para buruh hingga berbuntut pada ketidakstabilan ekonomi dan politik. Salah satu contoh peristiwa tersebut adalah menjelang krisis moneter tahun 1997.
4. Investasi Terhambat
Investor baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri memilih untuk mengurungkan niat mereka untuk menginvestasikan modal ke negara tertentu karena adanya mogok kerja. Pasalnya aksi tersebut dinilai akan memicu kerugian materi bagi para investor.
5. Mengurangi Pendapatan Negara
Tidak bisa disangkal bahwa kegiatan mogok nasional akan membuat pendapatan negara jadi berkurang, terlebih jika aksi dilakukan secara luas. Gangguan terhadap pendapatan negara sendiri bisa berasal dari berkurangnya pajak, atau karena terganggunya kegiatan ekspor.
6. Buruh Terancam Kehilangan Pekerjaan
Aksi mogok nasional tidak hanya dirasakan oleh perusahaan maupun negara, namun bisa dirasakan oleh buruh itu sendiri. Buruh bisa terancam kehilangan pekerjaan. Risiko tersebut bisa terjadi dalam beberapa kondisi, misalnya, buruh yang menggelar mogok kerja melakukan aksinya dengan kekerasan atau kriminal.
7. Layanan Masyarakat Umum Terganggu
BACA JUGA:
Mogok kerja bisanya dibarengi dengan aksi demonstrasi yang digelar di tempat-tempat umum. Jumlah massa yang mengikuti aksi tersebut juga bisa mencapai puluhan ribu orang. Saat itu terjadi, layanan masyarakat umum bisa terganggu. Misalnya, transportasi umum jadi tidak bisa melayani masyarakat umum secara normal, atau terjadi kemacetan yang cukup panjang.
Itulah informasi terkait buruh mogok nasional 2 hari. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.