Bagikan:

JAKARTA -  Pemerintah China membuka kembali Pelabuhan Lizi yang berada di perbatasan dengan Nepal, setelah sebelumnya ditutup selama tiga tahun.

"Sebagai hasil dari negosiasi yang bersahabat dan upaya bersama antara China dan Nepal, Pelabuhan Lizi-Nechung secara resmi dibuka hari ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan dilansir ANTARA, Senin, 13 November.

China dan Nepal berbatasan sepanjang 1.400 kilometer, yaitu di sepanjang Pegunungan Himalaya yang masuk ke wilayah Tibet.

Pelabuhan Lizi yang menjadi titik perbatasan antara Nechung (Mustang)-Lizi adalah perbatasan keempat yang sudah dibuka kembali setelah Rasuwa-Kerung, Tatopani-Khasa, dan Yari (Humla)-Purang.

Kesepakatan pembukaan perbatasan itu dicapai saat kunjungan Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal ke China pada akhir September 2023.

"Hal ini merupakan bagian perwujudan kesepakatan bersama antara para pemimpin kedua negara. Pos perdagangan Lizi-Nechung adalah pelabuhan keempat untuk transfer penumpang dan kargo antara China dan Nepal," kata Mao Ning.

Mao Ning mengatakan pemerintah China yakin pembukaan pelabuhan tersebut akan semakin memudahkan perdagangan dan perjalanan antara masyarakat kedua negara, memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah perbatasan dan memberikan manfaat bagi kedua bangsa.

Penutupan perbatasan China pada awal 2020 telah berdampak pada banyak pengusaha Nepal yang mengekspor barang-barang seperti karpet dan kerajinan tangan ke China.

Menurut South Asia Watch on Trade, Economics and Environment (SAWTEE), hubungan perdagangan Nepal dengan China menurun karena gempa bumi pada 2015 hingga dan pandemi COVID-19.

Pandemi menyebabkan gangguan signifikan terhadap perdagangan lintas batas antara kedua negara.

Menurut studi yang dilakukan oleh SAWTEE mengenai perdagangan Nepal-Tiongkok, antara periode 2020 hingga 2022, lebih dari 90 persen nilai barang yang diekspor ke China dari Nepal termasuk dalam daftar tanpa bea masuk untuk negara-negara kurang berkembang (LDC).

Setidaknya ada sekitar 8.000 produk dari Nepal menggunakan skema LDC tersebut.