Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD, Andika Perkasa mengaku pernah mendapat tekanan saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Andika menyebut kejadian ini dialaminya saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Lima tahun lalu, 2019, saya kan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat dan saya menghadapi tekanan," kata Andika kepada wartawan di Media Center TPN Ganjar-Mahfud MD, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 13 November.

Eks Panglima TNI itu tidak memerinci tekanan yang dimaksud. Tapi, Andika bilang dirinya tak mau tunduk.

"Jadi saya pastikan 2019 saya tidak memberikan perintah apa pun untuk memenangkan salah satu calon waktu itu walaupun tekanan yang ada cukup berat," tegas Jenderal Purnawiran tersebut.

Ke depan, Andika berharap sikap ini juga bisa dilakukan oleh personel TNI lainnya. Apalagi, mereka dilibatkan dalam proses Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bersama Polri dan aparatur sipil negara (ASN).

BACA JUGA:


- https://voi.id/berita/329171/prabowo-seribu-teman-sedikit-satu-musuh-terlalu-banyak

- https://voi.id/berita/329160/kaesang-minta-relawan-sumut-terus-bergerak-menangkan-prabowo-gibran

- https://voi.id/berita/329155/besok-ganjar-mahfud-bakal-salat-magrib-berjamaah-sebelum-undi-nomor-urut-di-pilpres-2024

- https://voi.id/berita/329145/capres-cawapres-2024-dikawal-puluhan-polisi-ini-tugasnya

- https://voi.id/berita/329127/kpu-undi-nomor-urut-capres-cawapres-besok-malam

- https://voi.id/berita/329101/kpu-tetapkan-anies-muhaimin-ganjar-mahfud-dan-prabowo-gibran-capres-cawapres-2024

"Tetaplah profesional karena memang aturannya sudah jelas," ungkap Andika.

"Kalau pun ada oknum-oknum dan oknum itu kan bukan hanya di bawah tapi bisa saja di atas. Karena tadi saya sebagai pejabat, waktu itu pun menerima tekanan dan kalau saya memilih menerima berarti saya akan melakukan tindakan yang melanggar perundangan itu sendiri," pungkasnya.