MEDAN - Untuk mengurangi kerugian ekonomi akibat kemacetan di Medan, pemerintah membangun jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai. Pembangunan fisik saat ini sudah mencapai 35 persen.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Helson Siagian, mengatakan pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan–Binjai merupakan bagian dari Proyek Prioritas Strategis atau Major Project dalam RPJMN 2020-2024 terkait pembangunan sistem angkutan umum massal di enam wilayah metropolitan. Yakni, Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar.
“Pembangunan transportasi publik massal menjadi kebutuhan dan keniscayaan. Apalagi kemacetan di wilayah perkotaan berdampak besar bagi masyarakat dan pemerintah,” ucap Helson saat meninjau langsung pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan–Binjai, Selasa 7 November.
Lebih lanjut, ia menyebut kerugian ekonomi akibat kemacetan sangat besar. Di wilayah Jabodetabek misalnya, kerugian ekonominya mencapai Rp 65 triliun per tahun. Sementara di lima wilayah lainnya, yakni Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar, mencapai Rp 12 triliun per tahun.
Pembangunan jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai terdiri dari pembangunan jalur ganda sepanjang 6,8 kilometer, pengembangan Stasiun Medan, pembangunan dua stasiun baru, yakni Stasiun Helvetia dan Stasiun Sunggal, serta pembangunan sistem persinyalan elektrik.
Proyek ini nantinya diharapkan dapat mendukung aktivitas masyarakat dan mobilitas para komuter atau penglaju di Medan–Binjai, serta meningkatkan daya tarik ekonomi dan investasi di wilayah sekitar.
“Ini wujud komitmen pemerintah dalam membangun sistem transportasi publik massal bagi masyarakat Kota Medan,” tegas Helson.
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Medan, Dedik Tri Istiantoro, menyampaikan saat ini tengah diupayakan percepatan pengadaan tanah dan penertiban aset lahan bersama KAI, agar konstruksi rel maupun stasiun dapat dikebut.
“Proyek ini ditargetkan selesai pada Oktober 2024,” jelas Dedik.
BACA JUGA:
Ia juga mengatakan pendanaan proyek jalur layang kereta api lintas Medan – Binjai bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan nilai kontrak Rp 1,3 triliun.
Sebagai informasi, selain proyek Medan – Binjai, Kementerian Perhubungan juga membangun dan revitalisasi jalur kereta api Binjai – Besitang yang ditargetkan dapat beroperasi pada Februari 2024.