Bagikan:

YOGYAKARTA - Mantan Koordinator Komite Pemilih (Tepi) Jeirry Sumampouw mengatakan, terdapat sebagian modus kecurangan yang berpotensi terjadi pada hari pemungutan suara, Rabu (17/4/2019) lalu. Lantas apa saja sih modus-modus kecurangan dalam pemilu?

"Ada banyak modus kecurangan suara di pemilu- pemilu sebelumnya, baik pilpres, pileg, ataupun pilkada," kata Jeirry lewat penjelasan tertulis.

Modus-Modus Kecurangan Dalam Pemilu

Modus tersebut, misalnya, mengubah angka hasil rekapitulasi, jumlah suara yang dihitung tidak sesuai dengan jumlah pada formulir model C1.

Formulir model C1 merupakan sertifikat hasil penghitungan suara, yang dibagi buat presiden serta wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, serta DPRD Kabupaten/Kota.

Modus yang lain, kolom perolehan suara serta kolom yang lain pada formulir model tersebut tidak diisi sehingga bisa dimasukkan angka baru. Jeirry mengatakan, modus lain yang butuh diwaspadai yakni pemilih yang mencoblos lebih dari satu kali, dan pemilih diberi peluang memilih walaupun tidak memenuhi syarat.

Jeirry berpandangan, ada 4 aspek yang bisa mempengaruhi kerawanan sesuatu wilayah pada Pemilu 2019 silam, yakni geografis, historis, penguasa serta penyelenggara.

Wilayah yang rawan kecurangan bisa diakibatkan keadaan geografis sebab susah dijangkau ataupun secara historis mempunyai sejarah pemilu bermasalah.

Setelah itu, keadaan ekonomi serta tingkatan pendidikan warga di sesuatu wilayah ikut memastikan gimana warga bisa terpengaruh pada politik uang.

"Faktor penguasa, ialah daerah-daerah yang secara ekonomi miskin serta masyarakatnya belum begitu terdidik sehingga gampang dimobilisasi serta rawan praktik politik duit," ujar Jeirry.

"Keempat, aspek penyelenggara, ialah daerah- daerah di mana dalam pemilu lebih dahulu, penyelenggara kerap melaksanakan manipulasi suara, namun tidak sempat dihukum, serta mereka masih jadi penyelenggara sampai saat ini," lanjut dia.

Jadi setelah mengetahui modus-modus kecurangan dalam pemilu, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!