Anies Baswedan Ingin Ubah Paradigma Pembangunan untuk Pemerataan
Capres Anies Baswedan (@aniesbaswedan)

Bagikan:

MAKASSAR - Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan menyampaikan visi dan misinya jika kelak terpilih pada Pilpres 2024 bersama Muhaimin Iskandar.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menyampaikan urgensi untuk mengubah paradigma pembangunan dari fokus hanya pada pertumbuhan ke arah pemerataan, serta dari orientasi sektor menjadi kombinasi sektor dan teritorial.

"Jadi memberikan perhatian pada setiap kawasan memiliki prioritas yang berbeda-beda. Hal itu akan kami seriusi, dan kalau teman-teman lihat di visi dan misi, itu dibagi menjadi visi dan misi berdasarkan bidang dan kemudian berdasarkan wilayah," ujarnya saat memberikan materi dalam acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang digelar di Hotel Sheraton Four Points, Jalan Andi Djemma, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 5 November.

Anies menambahkan untuk daerah Papua, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara itu prioritasnya berbeda-beda. Pembangunan yang dilakukan nantinya sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan.

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengaku selalu menyampaikan soal keadilan dalam setiap kesempatan.

Karena menurutnya, keadilan adalah prinsip dasar agar persatuan Indonesia betul-betul bisa terjaga. Menjaga persatuan juga dengan memberikan kesetaraan dan kesempatan kepada semua pihak yang dinilai berkompeten.

"Perekonomian kita menjadi satu, juga satu kemakmuran, dengan kesetaraan dan kesempatan. Harapannya dengan begitu, maka persatuan terjaga," ucapnya.

Menurutnya, di berbagai negara di seluruh dunia, menjaga persatuan menjadi sulit ketika terdapat ketidakadilan. Persatuan tidak dapat terwujud dalam kondisi ketimpangan dan ketidaksetaraan.

"Jadi kalau kita ingin persatuan ini terjaga maka kesetaraan dan keadilan harus jadi prioritas," imbuhnya.

Anies mencontohkan dalam bidang olahraga, khususnya infrastruktur sepak bola. Menurutnya dengan adanya infrastruktur stadion tidak hanya digunakan untuk sepak bola, tetapi  juga kegiatan lainnya yang bernilai positif sehingga dapat mempersatukan seluruh lapisan masyarakat.

"Yang ingin kita bangun di Makassar dan di provinsi-provinsi lain di Indonesia adalah stadion olahraga berstandar FIFA yang bisa digunakan juga untuk kegiatan sosial, kegiatan budaya, dan kegiatan keagamaan. Stadion mempersatukan, stadion itu membuat semua yang berbeda latar belakang, duduk bersama di stadion merasakan perasaan kebersamaan," tandasnya.