Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto tak banyak bicara soal ‘tawa’ Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika disinggung PDIP merasa ditinggalkan setelah memberi privilese kepadanya dan keluarga.

Momen ini terjadi ketika Presiden Jokowi mendapat pertanyaan dari wartawan saat memberikan keterangan pers usai meninjau Pasar Bulan, Gianyar, Bali, Selasa, 31 Oktober. Hasto sambil tertawa kecil menanggapi sikap tersebut.

“Ya, bagus, presiden bisa tertawa,” katanya kepada wartawan di Gedung High End, Jakarta, Rabu, 1 November.

Presiden Jokowi saat itu tampak tersenyum dan tak bicara ketika disinggung pernyataan PDIP yang merasa ditinggal. Dia mengaku tak mau berkomentar lebih jauh.

“Saya enggak ingin mengomentari,” kata Jokowi kepada wartawan, Selasa, 31 Oktober.

Sebelumnya, sejumlah elite PDIP menyatakan kekecewaannya setelah Presiden Jokowi mengambil sikap politik yang dianggap berbeda. Rasa kecewa ini berawal ketika anaknya yang juga Wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Salah satu yang bersuara lantang soal kekecewaan itu adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dalam keterangan persnya, dia menyebut partainya sudah memberikan privilese tapi kemudian ditinggalkan.

“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin, 30 Oktober.

Awalnya, PDIP yakin Jokowi dan keluarganya tak akan melakukan manuver politik melawan partai yang membesarkannya. Tapi, kekhawatiran itu justru terjadi setelah partai berlambang banteng tersebut bekerja keras memenangkannya di lima pilkada dan dua pilpres.