Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Hari Rabu memperingatkan konflik Israel-Hamas dapat menyebar jauh ke luar Timur Tengah, mengkritik hukuman kolektif terhadap perempuan, anak-anak dan orang tua yang tidak bersalah di Gaza.

Itu dikatakan Presiden Putin dalam pertemuan Kremlin dengan para pemimpin dari berbagai agama yang ada di Rusia, mengatakan pertumpahan darah di wilayah tersebut harus dihentikan.

Presiden Putin mengatakan dirinya telah menyampaikan kepada para pemimpin dunia lainnya melalui sambungan telepon, jika hal tersebut tidak dilakukan, terdapat risiko terjadinya kebakaran yang lebih besar.

"Tugas kami hari ini, tugas utama kami, adalah menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan," kata Presiden Putin, menurut transkrip pertemuan Kremlin, dilansir dari Reuters 26 Oktober.

"Jika tidak, eskalasi krisis ini akan membawa konsekuensi yang sangat berbahaya dan merusak. Dan tidak hanya di kawasan Timur Tengah. Krisis ini bisa meluas melampaui batas-batas Timur Tengah," ujar Presiden Putin memperingatkan.

Dalam pernyataannya yang mengkritik negara-negara Barat, Ia mengatakan Kekuatan-kekuatan tertentu yang tidak disebutkan namanya berusaha memprovokasi eskalasi lebih lanjut, menarik sebanyak mungkin negara dan masyarakat lain ke dalam konflik tersebut.

Tujuannya, katanya, adalah untuk "meluncurkan gelombang kekacauan dan kebencian timbal balik yang nyata tidak hanya di Timur Tengah tetapi juga jauh di luar perbatasannya. Untuk tujuan ini, antara lain, mereka mencoba mempermainkan perasaan nasional dan agama dari jutaan orang."

Lebih jauh, Presiden Putin menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga warga Israel dan warga negara lain yang terbunuh atau terluka oleh Hamas dalam serangan berdarah pada 7 Oktober.

Namun dia menegaskan, menurutnya Israel salah karena terus membom Gaza sebagai pembalasan atas pembantaian dan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.

"Juga jelas bagi kami, orang yang tidak bersalah tidak boleh bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan orang lain," jelas Presiden Putin.

"Perang melawan terorisme tidak dapat dilakukan berdasarkan prinsip tanggung jawab kolektif yang terkenal ketika orang tua, perempuan, anak-anak, seluruh keluarga dan ratusan ribu orang dibiarkan tanpa tempat tinggal, makanan, air, listrik dan perawatan medis," tegasnya.

Moskow, tambahnya, terus mengadvokasi solusi dua negara terhadap masalah Palestina-Israel, yang menurutnya merupakan satu-satunya cara untuk mencapai penyelesaian jangka panjang.