Bagikan:

JAKARTA - Rusia melihat prioritas nomor satu di Jalur Gaza dalam mengakhiri pertumpahan darah dan menyelesaikan masalah kemanusiaan, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, saat jumlah korban tewas di wilayah kantong Palestina itu terus bertambah.

“Pertemuan kami berlangsung di tengah memburuknya situasi di Timur Tengah dan gejolak yang terus berlanjut di dunia. Sifat tantangan dan ancaman yang muncul yang rumit dan kompleks memerlukan pendekatan kolektif untuk mengatasi tugas memperkuat perdamaian dan keamanan di kawasan. dan memastikan pembangunan berkelanjutan semakin relevan," kata Menlu Lavrov pada sesi pleno Forum Kerjasama Rusia-Arab, melansir TASS 20 Desember.

"Setelah serangan tanggal 7 Oktober, yang kami kutuk dengan tegas, situasi di titik permasalahan tertua di belahan dunia ini – di zona konfrontasi Palestina-Israel – semakin memburuk. Kali ini, kekerasan yang kita saksikan setiap hari telah mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dan benar-benar bencana. Korban tewas dan terluka berjumlah puluhan ribu. Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil di Jalur Gaza, terutama anak-anak dan perempuan," tambahnya.

Data Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan, sedikitnya 19.667 warga Gaza tewas akibat serangan Israel, sejak konflik pecah pada 7 Oktober, dengan juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra menambahkan, jumlah mereka yang terluka mencapai 52.586 orang, dikutip dari Anadolu.

"Penderitaan penduduk daerah kantong ini diperburuk oleh dampak blokade yang diberlakukan Israel. Kami melihat tugas utama kami adalah menghentikan pertumpahan darah dan memastikan kondisi untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi semua yang membutuhkan," urai Lavrov.

Berbagai upaya Rusia "bersama dengan para pendukungnya yang berpikiran sama untuk membujuk Dewan Keamanan PBB agar mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata yang langgeng mendapat tentangan tegas dari Amerika Serikat, yang mengambil sikap sepihak dan, seperti biasa, mencoba untuk mengambil alih proses apa pun. dan inisiatif," tambahnya.