Bagikan:

JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan awal investigasi (preliminary report) terkait kondisi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari hasil analisis data black box flight data recorder (FDR).

Namun, penyebab pasti jatuhnya pesawat belum diketahui. Sebab, black box FDR yang diinvestigasi KNKT hanya merekam data kondisi mesin pesawat sebelum mengalami kecelakaan.

"Jadi ada masalah apa, saat ini kami belum bisa menjawab. Sehingga informasi ini kita tidak sampaikan di laporan awal, karena kami juga belum tahu jawabannya," kata Nurcahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu, 10 Februari.

Terlebih, saat ini black box dengan jenis cockpit voice recorder (CVR) belum dapat ditemukan. Black box ini berfungsi merekam percakapan antara pilot dan kopilot selama penerbangan berlangsung.

"Mudah-mudahan, kalau nanti cockpit voice recorder sudah ditemukan, kita bisa mendapatkan jawaban kira-kira apa yang terjadi di kokpit, Bagaimana diskusi antar pilot, dan apa yang mereka lakukan," ujar dia.

Menambahkan, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono meminta publik untuk tidak berasumsi terhadap penyebab jatuhnya pesawat tanpa ada investigasi ilmiah.

"Kami minta pada saat ini untuk tidak membuat asumsi-asumsi atau perkiraan-perkiraan mengenai penyebab dari kecelakaan ini. Karena datanya masih jauh dari kurang," tutur Soerjanto.

Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak sempat hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 9 Januari 2020.

Selajutnya, pihak otoritas memastikan jika pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu sekitar pukul 14.40 WIB.

Ada pun jumlah penumpang yang ikut dalam penerbangan nahas tersebut terdiri dari 56 penumpang pesawat dan 6 awak pesawat. 

Black box FDR Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan pada tanggal 12 Januari 2021 oleh tim SAR gabungan. Saat itu, FDR langsung dibawa ke KNKT untuk diunduh datanya. Data yang berhasil diunduh mencakup 370 parameter, selama pengoperasian kira-kira 27 jam. Di dalamnya, mencakup 18 penerbangan, termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan.