KNKT: Mesin Hidup Saat Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh ke Air
ILUSTRASI/Pesawat Sriwijaya Air (DOK. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Komite Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyebut pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh ke perairan Kepulauan Seribu dengan keadaan mesin hidup. 

Hal ini disampaikannya dalam rapat dalam Rapat Kerja dengan pihak terkait dengan Komisi V DPR RI terkait kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.

"Temuan pada turbin pesawat menunjukkan konsistensi bahwa pesawat masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air," kata Soerjanto dalam rapat yang ditayangkan di Facebook Resmi DPR RI, Rabu, 3 Februari.

Indikasi mesin pesawat ini masih hidup saat pesawat jatuh ke air karena turbin ditemukan dalam kondisi rontok. 

"Semua ini kemudian menandakan ketika mengalami impact pada air, mesin masih berputar," tegasnya.

Soerjanto juga memaparkan temuan data perawatan dari buku catatan pesawat atau aircraft maintanance log tidak ditemukan catatan kerusakan pesawat terutama di hari yang sama dengan penerbangan nahas tersebut.

"Data dari buku catatan perawatan pesawat tidak ditemukan adanya kerusakan pesawat pada empat penerbangan di tanggal 9 Januari," ungkapnya.

Diketahui, turbin pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ini ditemukan pada 10 Januari atau sehari setelah pesawat ini dinyatakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu, 9 Januari sekitar pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Dari total 62 penumpang pesawat nahas tersebut, total yang sudah dapat teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri adalah 58 orang.