JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan operasi pencarian terhadap black box dengan jenis cockpit voice recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Operasi lanjutan ini dilakukan di sekitar Pulau Lancang setelah tim SAR gabungan yang dikomandoi Basarnas menghentikan operasi SAR gabungan sejak Kamis, 21 Januari lalu.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengaku pihaknya telah melanjutkan operasi pencarian. Namun, dalam beberapa hari belakangan sempat terhenti. Hari ini, pencarian black box CVR dilanjutkan kembali.
"Tiga atau empat hari kemarin kita enggak bisa turun karena ombaknya besar. Jadi, kita di Pulau Lancang saja. Hari ini baru turun lagi," kata Soerjanto saat dihubungi, Senin, 1 Februari.
Soerjanto mengaku, dalam operasi lanjutan yang sudah memasuki hari kedelapan, pihaknya telah menerjunkan 15 orang penyelam untuk mencari black box yang mereka percakapan antara pilot dengan kopilot Sriwijaya Air SJ-182.
BACA JUGA:
Namun, selama beberapa hari terakhir, pencarian di sekitar lokasi jatuhnya pesawat terhambat dengan cuaca buruk dan gelombang tinggi. Sementara, kekuatan dalam sekali menyelam hanya mampu mencari dengan luas 5x5 meter setiap 20 menit sekali.
"Kita sudah bikin petak-petak di sekitar situ, sudah diubek-ubek. Kalau sudah enggak ketemu, dikasih tanda terus nanti pindah lagi," ungkap dia.
Kata Soerjanto, pihaknya masih berupaya keras untuk mencari black box CVR. Sebab, hal ini dapat mendukung penelitian black box dengan jenis flight data recorder (FDR) yang sebelumnya telah ditemukan, sehingga penyebab jatuhnya pesawat dapat segera terungkap.
"Kalau ini tidak ketemu, tentu sangat menyulitkan. Jadi, CVR harus ketemu," tutupnya.