JAKARTA - Tim pencarian yang dikomando Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil menemukan black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan jenis cockpit voice recorder (CVR).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, penemuan black box yang berisi rekaman percakapan antara pilot dengan kopilot itu ditemukan tepat di hari terakhir pencarian lanjutan.
Pencarian lanjutan dimulai sejak 22 Januari lalu, setelah operasi SAR gabungan yang dipimpin Basarnas dihentikan pada 21 Januari.
"Kemarin, teman-teman (tim pencarian) bilang, 'Pak ini sudah hari terakhir pencarian dengan kapal ini'. Kita sama-sama berdoa mudah-mudahan bisa ditemukan. Alhamdulillah, tadi malam yang merupakan malam terakhir di dalam pencarian lanjutan, bisa kita temukan CVR ini," kata Soerjanto di Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, Rabu, 31 Maret.
Soerjanto menceritakan kesulitan pencarian black box CVR yang dilakukan selama dua bulan tersebut. Seperti mencari jarum di tengah jerami, katanya.
Mulanya, KNKT bersama tim penyelam dari Basarnas dan TNI Angkatan Laut melakukan pencarian dengan peralatan penyelam yang mereka miliki.
BACA JUGA:
Setiap satu orang penyelam hanya mampu mencari black box yang sudah terlepas dari pemancar sinyalnya itu dengan pencarian seluas 5x5 meter per 20 menit sekali.
"Setelah satu bulan setengah pencarian dengan menggunakan penyelam dengan segala peralatan yang kita punya, tidak membuahkan hasil," ujar Soerjanto.
Tim pencarian istirahat selama satu minggu. KNKT mengevaluasi kekurangan metode pencarian yang selama ini mereka lakukan. Akhirnya, tim pencarian melanjutkan pencarian dengan kapal TSHD King Arthur 8.
"Karena memang area di situ banyak lumpurnya, dengan kapal TSHD ini kita melakukan pencarian dengan penyedot lumpur. Kerjanya seperti vacuum cleaner. Kita menyedot sampai kedalaman satu meter di area 90x90 meter," jelasnya.
Akhirnya, setelah beberapa hari melakukan pencarian menggunakan kapal penyedot lumpur, black box CVR ditemukan pada Selasa, 30 Maret malam. Saat ini, black box dibawa ke kantor KNKT untuk dianalisis mengenai penyebab jatuhnya pesawat.
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak diawali dengan hilang kontak di Kepulauan Seribu tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu, 9 Januari 2020.
Selanjutnya, pihak otoritas memastikan jika pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu sekitar pukul 14.40 WIB.
Adapun jumlah penumpang yang ikut dalam penerbangan nahas tersebut terdiri dari 56 penumpang pesawat dan 6 awak pesawat. Sejak awal pencarian hingga operasi SAR ditutup, sebanyak 59 jenazah telah diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Lalu, black box Sriwijaya Air SJ-182 dengan jenis flight data recorder (FDR) ditemukan pada tanggal 12 Januari 2021 oleh tim SAR gabungan. Saat itu, FDR langsung dibawa ke KNKT untuk dianalisis.