Bagikan:

JAKARTA - Para keluarga dari korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menuju lokasi tabur bunga di perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu pagi ini. Kegiatan tabur bunga dimaksudkan untuk menghormati korban kecelakaan pesawat.

Keluarga berangkat dari Dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara menggunakan kapal KRI Semarang sejak pukul 06.30 WIB. Perjalanan memakan waktu sekitar tiga jam menuju titik jatuhnya pesawat.

Selama di perjalanan, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito menyambangi para keluarga yang sedang duduk di deretan kursi. Bagus didampingi oleh Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid dan perwakilan dari Sriwijaya Air.

Saat mendatangi keluarga satu per satu, Bagus menyampaikan rasa berduka cita kepada keluarga korban. Bagus meminta keluarga bisa mengikhlaskan kepergian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

"Kami mengucapkan turut berduka cita ya, Pak. Diikhlaskan, ya. Kami mendoakan yang terbaik untuk semua," kata Bagus di atas KRI Semarang, Jumat, 22 Januari.

Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari lalu. Jatuhnya pesawat diumumkan pada malam hari. Pemerintah dan otoritas terkait langsung mempersiapkan operasi SAR untuk mencari keberadaan pesawat.

Tim SAR melakukan pencarian korban dan material pesawat selama tiga belas hari sampai hari Kamis, 21 Januari. Penutupan operasi SAR di hari ketiga belas diputuskan setelah melalui pertimbangan teknis, hasil temuan korban, efektivitas, pertemuan beberapa kali dengan pihak keluarga korban, serta masukan-masukan dari unsur di lapangan.

Meski operasi terpadu dihentikan, tim SAR tetap akan melanjutkan pencarian. Operasi lanjutan akan dipindahkan, dari sebelumnya di Posko JICT II, Tanjung Priok, menuju posko di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Operasi lanjutan di Pulau Lancang akan dipimpin oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dengan bantuan tim SAR dari Basarnas, TNI, dan Polri.

Berdasarkan operasi SAR sejak hari pertama sampai terakhir, total temuan tim SAR sebanyak 325 kantong jenazah berisi bagian tubuh atau body parts. Kemudian, material pesawat sebanyak 119, dengan rincian 68 kantong kecil yang berisi serpihan pesawat dan 55 potongan besar pesawat.

Kini, penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih diteliti oleh KNKT menggunakan analisis data black box FDR yang telah ditemukan pada 12 Januari. Saat ini, pencarian black box CVR masih dilakukan dalam operasi lanjutan agar penyebab jatuhnya pesawat segera terungkap.