Saat Umat Islam dan Kristen Bergandengan Tangan Membangun Kembali Mosul
Puing-puing di Mosul. (Wikimedia Commons: H. Mourdock)

Bagikan:

JAKARTA - Tiga tahun setelah pertempuran dahsyat melawan kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) di tahun 2017 lalu, Mosul yang merupakan salah satu kota bersejarah di Irak perlahan berbenah.

Kota lamanya yang menjadi salah satu pusat sejarah dan kebudayaan, masih dipenuhi dengan reruntuhan. Termasuk tiga bangunan agama bersejarah, Masjid Al-Nuri, Gereja Al-Saa'a dan Al-Tahera

Sebuah proyek dengan bernama 'Reviving The Spirit of Mosul', dijalankan dengan mempekerjakan penduduk lokal dari semua agama. Bekerja sama untuk membangun kembali ketiga bangunan bersejarah tersebut.

"Tidak ada masalah, kami adalah saudara. Saudara, tidak ada perbendaan antara Muslim, Kristen dan Yazidi. Kami hidup bersama," kata Pengawas Keamanan Pembangunan Kota Emad Sabri Abdul Ahad, melansir BBC

mosul
Masjid Agung al-Nuri. (Wikimedia Commons/Ennolenze)

Kota Tua Mosul adalah rumah bagi sejuamlah besar gereja dan masjid. Dibangun berdampingan satu sama lain selama berabad-abad, termasuk Masjid Agung al-Nuri. Menara masjid itu dahulu merupakan simbol kota. tapi hancur saat perebutan kembali Mosul dari tangan ISIS.

Di bawah UNESCO, program pembangunan kota ini dilakukan, termasuk sejumlah bangunan bersejarah. Para insinyur yang dilibatkan berharap bisa merestorasi bangunan-banguan tersebut dengan menggunakan bangunan aslinya.

Sisa-sisa pertempuran pun masih dibersihkan. Jenazah, ranjau dan mortir peninggalan perang sudah terlebih dahulu dibersihkan oleh tim spesialis. 

"Tentu saja saat diserang ISIS kami terpisah dengan saudara kristen kami selama tiga tahun. Tapi sekarang kami sangat bahagia, bisa bekerja bersama lagi untuk membangun kembali Mosul. Saya pribadi senang melihat umat Muslim, Kristen dan Yazidi membangun kembali kota yang kami miliki bersama," terang Asisten Koordinator Pembangunan Kota Anas Ziad. 

mosul
Ilustrasi (Wikimedia Commons: Ruben Neugebauer/Jib Collective)

Sementara itu, Asisten Koordinator Pembangunan Kota Omar Yasir Adil Taqa mengatakan, pihaknya mengerahkan semua penduduk kota dari berbagai agama, untuk bekerja sama membangun kembali Mosul. Ada sekitar 5.600 ton puing yang mereka bersihkan. 

"Kami mendorong orang untuk bekerja di sini, misalnya orang kristen bekerja di masjid dan orang muslim memperbaiki gereja-gereja. Jadi ini adalah tujuan proyek ini," terangnya.

Terpisah, Kepala Keuskupan Mosul Pastor Emmanuel Raed Adel mengatakan, pihaknya senang dan menyambut baik proyek ini. Proyek yang disebutnya memberikan harapan baru untuk hidup damai berdampingan. Bahkan, Paus Fransiskus berencana mengunjungi Mosul pada Maret 2021 mendatang.

"Ada puing-puing di Kota Mosul, tetapi di kota ini juga ada banyak harapan dan hidup berdampingan secara damai," terang Pastor yang sempat mengungsi di tahun 2014 dan kini telah kembali, bersama-sama ikut menjalan pembangunan Mosul.