Sudah 5 Kasus Siswa Jatuh dari Gedung Sekolah, Guru Diminta Awasi Tiap Lantai
ILUSTRASI DOK VOI

Bagikan:

JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mencatat telah ada 5 kasus siswa jatuh atau lompat dari gedung sekolah sepanjang tahun ini, mulai awal Januari hingga awal Oktober 2023.

Sekjen FSGI Heru Purnomo menuturkan, sejumlah insiden jatuhnya peserta didik dari lantai atas gedung sekolahnya menunjukkan adanya kelemahan pengawasan terutama saat jam istirahat dan gedung sekolah belum aman bagi para peserta didik.

"FSGI mendorong Kemendikbudristek dan dinas-dinas pendidikan daerah untuk mengevaluasi sistem keamanan sekolah, baik fisik maupun SDM sekolah," kata Heru dalam keterangannya, dikutip pada Senin, 16 Oktober.

FSGI mengingatkan sekolah untuk memastikan seluruh sudut bangunan diawasi CCTV 24 jam, serta memastikan keamanan struktur fisik bangunan.

FSGI juga menekankan perlunya pengawasan keamanan sekolah saat jam-jam rentan seperti jam istirahat dan jam pulang sekolah di tiap lantai gedung. Sebab, hampir semua kasus terjadi pada jam-jam tersebut.

"FSGI mendorong kepala sekolah membangun sistem pencegahan melalui guru piket di setiap lantai sekolah. Selain teknologi CCTV, kekonsistenan guru guru piket di setiap lantai untuk terus berjada saat jam jam rawan dapat menjadi bentuk pencegahan," ungkap Heru.

Lebih lanjut, FSGI mendorong dinas-dinas pendidikan membangun sistem pencegahan untuk kesehatan mental peserta didik, misalnya melalui kegiatan psikososial kepada para siswa

"Kesehatan mental itu sama pentingnya dengan Kesehatan fisik, hanya saja mayoritas orangtua di Indonesia kurang memiliki perhatian terhadap Kesehatan mental putra putrinya," jelasnya.

Sebagai informasi, dari 5 kasus siswa jatuh dari atas gedung sekolah, empat korban di antaranya meninggal dunia dan dua korban yang jatuh dari lantai 2 selamat setelah mendapatkan perawatan medis.

Kasus pertama terjadi pada Januari 2023, dimana seorang siswi SMK Swasta di Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang berinisial S (17 tahun) jatuh dari lantai 4 sekolahnya, diduga karena bercanda dengan temannya. Kejadian pada pukul 15.30 WIB, saat jam pulang sekolah.

Kasus kedua terjadi pada 5 Mei 2023 pagi, siswa atas nama BNY ditemukan meninggal dunia tergeletak di lapangan voli sekolah setelah diduga melompat dari lantai 8 gedung sekolah tersebut. Dugaan awal adalah korban bunuh diri, karena pihak kepolisian telah melihat rekaman CCTV dan keterangan saksi. Namun pihak keluarga menyatakan adanya kejanggalan dari kejadian ini, dan meminta aparat melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Kasus ketiga terjadi pada 26 September 2023, siswi SDN di Jakarta Selatan lompat dari lantai 4 gedung sekolah, yang masih diselidiki polisi hingga saat ini, ada dugaan sementara bahwa siswi tersebut mengalami perundungan.

Kasus keempat, tepatnya pada 9 Oktober 2023, seorang SMPN di Jakarta Barat tergelincir dari lantai 4 gedung sekolah saat jam istirahat. Korban menurut teman-temannya keluar melalu jendela kelas yang kemudian terpeleset. Pada kasus ketiga dan keempat, korban dinyatakan meninggal dunia.

Kasus kelima terjadi pada 12 Oktober 2023, yaitu peristiwa 2 siswa SMAN di kota Bandung yang terjatuh dari lantai 2 gedung sekolah. Diduga, kedua siswa duduk-duduk di pagar pembatas keamanan di lantai 2, sehingga keduanya jatuh. Peristiwa jatuhnya siswa tersebut pada jam rawan, yaitu saat jam istirahat. Keduanya selamat setelah mendapatkan perawatan medis. Peristiwa tersebut terjadi saat jam istirahat dimana para guru sedang berada di ruang guru untuk tasyakuran.