Bagikan:

JAKARTA - Pengarsipan produk budaya seperti musik dan film jadi satu hal penting bagi sebuah negara yang menjunjung tinggi budaya. Di negara-negara dengan industri musik yang besar seperti Amerika Serikat dan Inggris, musik dan film populer sudah diarsipkan dengan baik sejak puluhan tahun lalu.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersinergi bersama Irama Nusantara pun menggelar Konferensi Ria: Arsip Nusantara di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat pada Sabtu, 14 Oktober.

Acara ini menghadirkan ruang temu bagi para arsiparis budaya populer dari seluruh Indonesia.

Adapun, Konferensi Ria merupakan bagian dari Rangkaian Irama: Satu Dekade Irama Nusantara, sebuah rangkaian acara yang menghadirkan pameran arsip bertajuk Dari Ngak Ngik Ngok ke Dheg Dheg Plas, festival musik Irama Berdendang, dan juga diskusi Bisik-Bisik Musik.

Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek menegaskan pentingnya pengarsipan budaya populer di Indonesia. Bukan hanya untuk edukasi, tetapi juga sebagai sumber inspirasi dalam proses pengkaryaan.

"Bidang kearsipan sangat penting sekali membuka jendela cakrawala sumber pengetahuan bahkan sumber ide untuk menciptakan karya," kata Ahmad Mahendra.

Lebih dari 30 arsiparis dan komunitas pengarsip diundang dalam Konferensi Ria: Arsip Nusantara, di antaranya dari Bogor Music Archive, Sounds From The Corner, Shindu's Scoop - Medcom.id, Kelas Liarsip, Alunan Nusantara, Indonesia Film Archivist Society, Warung Arsip, Visual Jalanan, Pop Hari Ini, Ruang Melamun, Dwipanada, Komunitas Pecinta Musik Indonesia, Dewan Kesenian Jakarta, PFVIDEOWORKS, Arsip Nasional Republik Indonesia, Riwanua, IVAA, Program Studi Kearsipan UGM, Tim Inspeksi dan Reparasi Digitalisasi Film Puloraya, Minor Books, WR Archives, dan Lokananta.

Rangkaian Irama: Satu Dekade Irama Nusantara juga menghadirkan diskusi musik lewat program Bisik-Bisik Musik dan juga festival musik Irama Berdendang pada 14 dan 15 Oktober 2023.

Irama Berdendang menghadirkan Bilal Indrajaya yang akan membawakan lagu-lagu dari album ikonik Badai Pasti Berlalu, NonaRia yang akan membawakan karya Ismail Marzuki, Louise dan Gallaby yang membangkitkan kenangan akan sosok Roekiah, kolaborasi Batavia Collective dan Fariz RM, White Shoes & The Couples Company, Alunan Nusantara, hingga Swaragembira.