Soal Pasar Tanah Abang, Wapres Ingatkan UMKM Adaptasi Zaman Hadapi Tantangan Disrupsi Teknologi
Poster menyerukan penghapusan social commerce di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus). (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat yang dinilai tergerus pasar digital merupakan dampak nyata disrupsi teknologi. Menurutnya, hal itu perlu diadaptasi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Belum lama kita disuguhi fakta menyedihkan, yaitu pasar konvensional, seperti Pasar Tanah Abang, tergerus oleh pasar digital," kata Ma'ruf saat menyampaikan arahan dalam agenda Ijtima Sanawi Dewan Pengawas Syariah XIX/2023 diikuti dalam jaringan YouTube Setwapres di Jakarta, Jumat 12 Oktober, disitat Antara. 

Ia mengatakan, disrupsi menjadi tantangan ekonomi global saat ini. Kemajuan teknologi digital dan inovasi merupakan faktor pendorong utama.

Pelaku ekonomi yang tidak menyesuaikan diri akan terkena dampak, karena disrupsi ekonomi merupakan keniscayaan yang tak terelakkan, kata Ma'ruf menambahkan.

"Padahal, hampir semua pelaku di pasar konvensional adalah UMKM. Oleh karenanya, mesti segera dilakukan langkah penyadaran kepada para pelaku usaha, khususnya UMKM, untuk menyiapkan diri dan terus adaptif dengan dinamika zaman, termasuk menghadapi tantangan disrupsi," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wapres mengatakan tantangan disrupsi juga menerjang sektor ekonomi dan keuangan syariah yang perlu direspons dengan mitigasi oleh para pelaku usaha di sektor syariah.

"Kita patut bersyukur, sektor unggulan ekonomi dan keuangan syariah justru mencatatkan berbagai capaian positif dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Menurutnya, keunikan, sifat inklusif, dan ekonomi syariah yang universal mampu menawarkan alternatif pilihan dalam menjalankan ekonomi.

"Meskipun, capaian positif tersebut sesungguhnya masih belum memadai dibandingkan potensi dan kekuatan ekonomi syariah nasional," katanya.

Ma'ruf mengatakan perlu penyesuaian diri terhadap tantangan disrupsi tersebut, sembari terus mengejar tantangan lainnya, yaitu minimnya literasi.

"Literasi merupakan faktor yang sangat penting dan menjadi salah satu kunci untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah nasional," tandasnya.