JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. melaporkan bahwa perseroan telah menyelesaikan proses pencairan dana hasil penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) sebesar Rp1 triliun.
Pencairan dana hasil penerbitan OWK tersebut mengacu pada perjanjian penerbitan OWK pada akhir 2020 lalu yang telah disepakati antara Garuda Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dalam rangka implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasiona (PEN).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan dana hasil penerbitan OWK telah diselesaikan proses pencairan pada pertengahan kuartal I 2021.
"Tentunya menjadi momentum tersendiri bagi Garuda Indonesia untuk terus memperkuat upaya pemulihan kinerja sejalan dengan kinerja fundamental operasional Perusahaan yang secara konsisten terus menunjukan pertumbuhan yang positif,” ujarnya dalam keterangan pers kepada VOI, Selasa, 9 Februari.
Irfan menambahkan, pencairan dana hasil penerbitan OWK ini telah memperhitungkan kebutuhan modal kerja jangka pendek dan menengah.
“Tentunya kami lakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian serta aspek compliance terhadap ketentuan Good Corporate Governance (GCG), sehingga penggunaan dana hasil OWK ini dapat berjalan tepat guna sesuai kebutuhan perusahaan,” tuturnya.
Lebih lanjut, bos maskapai nasional itu menyebut dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional perusahaan.
Adapun, mengacu pada persetujuan penerbitan OWK yang telah diperoleh dengan nilai sebesar maksimum Rp8,5 triliun rupiah dan dengan tenor maksimum 7 tahun, maka sesuai dengan penandatanganan perjanjian penerbitan OWK pada akhir Desember 2020 lalu.
“Implementasi pencairan dana OWK yang telah terlaksana pada tanggal 4 Februari 2021 adalah sebesar Rp1 triliun dengan tenor selama 3 tahun,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Dari sisi kinerja, hingga awal kuartal 4/2020, Garuda Indonesia berhasil mencatatkan jumlah penumpang tertinggi selama pandemi.
Pada November 2020 lalu, Garuda Indonesia Group membukukan jumlah penumpang menembus jumlah angkutan penumpang lebih dari 1,043 juta penumpang yang meningkat cukup signifikan dari masa awal pandemi dengan catatan 30 ribuan penumpang.
Kemudian, dari bisnis angkutan kargo pada November 2020 Garuda Indonesia juga berhasil mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 12,20 persen dari awal kuartal 4/ 2020, menjadi 24,6 ribu ton angkutan kargo.
Lalu, dari aspek pengelolaan biaya produksi Garuda Indonesia menerapkan upaya upaya strategis melalui negosiasi biaya sewa pesawat, negosiasi dengan pihak ketiga lainnya, serta berbagai optimalisasi biaya penunjang dengan penghematan perbulannya 15 juta dolar AS.
“Dengan kinerja perusahaan yang terus menunjukkan pertumbuhan positif kami optimistis dana dari hasil penerbitan OWK ini akan dapat menunjang fokus akselerasi kinerja Perseroan secara konsisten,” tutup Irfan.