Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah China melarang warganya bepergian ke Israel dan Palestina untuk sementara waktu terkait peningkatan konflik bersenjata di kawasan itu yang hingga menewaskan ratusan orang. 

"Kami mengingatkan warga negara China untuk tidak melakukan perjalanan ke Palestina atau Israel," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China. Senin, 9 Oktober.

Larangan itu dikeluarkan menyusul peningkatan ketegangan antara Israel dan Palestina setelah sayap militer kelompok  Palestina Hamas menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit pada Sabtu (7/10) pagi waktu setempat.

Pemerintah China juga meminta para warganya yang sedang berada di wilayah itu untuk memantau secara cermat situasi keamanan di lapangan, melakukan pencegahan ekstra, dan sebisa mungkin tidak keluar rumah.

"Dalam keadaan darurat, kami mendesak mereka untuk menghubungi Kedutaan Besar China di Israel dan kantor perwakilan di Palestina untuk mendapatkan bantuan," kata Mao.

Kemenlu China, menurut Mao Ning, telah mengaktifkan mekanisme darurat perlindungan konsuler segera setelah konflik pecah untuk berkoordinasi dan terlibat dalam upaya melindungi warga negara dan institusi China di Israel dan Palestina.

Kedutaan besar China di Israel serta kantor perwakilan China di Palestina, ujar Mao, telah mengeluarkan peringatan keselamatan darurat. 

"Mereka terus berhubungan dengan warga negara China di sana dan melakukan segala hal yang bisa lakukan untuk melindungi keselamatan warga negara dan institusi China di sana," ungkap sang jubir. 

Mao juga sempat ditanya apakah ada warga negara China yang menjadi korban atau mengalami kerugian karena konflik yang terus meningkat Ma  tersebut.

Ia menjawab bahwa kedubes China di Israel maupun kantor perwakilan China di Palestina masih terus menjaga kontak dengan warga negara China di sana dan melakukan segala upaya untuk memberikan bantuan dan menjaga keamanan mereka.

Serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada Sabtu itu menewaskan sekitar 700 orang, menurut laporan Reuters.  

Sementara itu berbagai media internasional melaporkan bahwa Israel, sebagai respons, telah mendeklarasikan perang terhadap Hamas dan melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza.

Militer Israel sebelumnya mengatakan pihaknya telah menyerang 426 target yang merupakan properti milik Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) pada Minggu pagi (8/10), termasuk ke sebuah kompleks milik kepala departemen intelijen kelompok tersebut.

Sekitar 10 bangunan tempat tinggal di Gaza, termasuk dalam fasilitas-fasilitas sipil seperti rumah sakit, hancur akibat rentetan serangan tentara Israel yang hingga menewaskan masyarakat sipil.

Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan hampir 400 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan Israel, sedangkan lebih dari 2.000 lainnya luka-luka, sejak serangan itu dimulai pada Sabtu.

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan saat ini terdapat hampir 74.000 pengungsi yang berada di 64 tempat penampungan UNRWA. 

Jumlah itu, kata badan tersebut, kemungkinan akan meningkat karena penembakan besar-besaran dan serangan udara terus berlanjut termasuk di wilayah-wilayah sipil.