Bagikan:

JAYAPURA - Nasib pilot Philip Mark Mehrtens, yang disandera kelompok kriminal bersenjata atau KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak tanggal 7 Februari lalu, hingga kini belum diketahui pasti.

Meski kondisi pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru itu hingga kini belum dapat diketahui, sebelumnya sempat ada foto yang beredar yang menunjukkan Philip berada bersama Egianus Kogoya beserta anggotanya.

Philip diduga berada bersama KKB di pedalaman Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Mengingat kondisi geofrafisnya, maka upaya pembebasan pilot Philip harus dilakukan secara cermat, terukur, dan melibatkan beberapa pihak yang dinilai memiliki peran dalam proses negosiasi tersebut.

Berbagai upaya untuk membebaskan Philip sampai hari ini terus dilakukan dengan mengedepankan negosiasi yang melibatkan semua elemen termasuk masyarakat, keluarga, dan para tokoh.

"Berbagai upaya telah dan akan terus dilakukan untuk membebaskan pilot dengan mengedepankan negosiasi," kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan dilansir ANTARA, Senin, 9 Oktober.

Upaya negosiasi itu dilakukan dengan tujuan agar Egianus dan kelompoknya mau menyerahkan sekaligus membebaskan sanderanya tanpa menimbulkan korban jiwa.

Proses negosiasi itu masih terus dilakukan berbagai pihak yang merasa terpanggil rasa kemanusiaannya, baik itu dari tokoh masyarakat, tokoh agama, Komnas HAM, maupun keluarga. Semua upaya tersebut masih terus dilakukan.

Saat ini terhitung sudah 244 hari pilot yang bekerja di perusahaan penerbangan Susi Air itu ditawan KKB, tepatnya sejak tanggal 7 Februari 2023. Philip disandera setelah kelompok bersenjata itu membakar pesawat yang dipilotinya sesaat setelah mendarat di Lapangan Terbang Paro.

Walaupun sudah 244 hari ditawan--dari foto-foto yang beredar--tak nampak perubahan signifikan pada fisik Philip.

Dari berbagai foto yang beredar, tampak tidak ada perubahan yang berarti, bahkan terlihat kondisi badan Philip stabil dan wajahnya juga terlihat tidak stres, kata Mayjen TNI Izak Pangemanan.

Dari foto-foto yang beredar, terlihat sandera tidak kurus, tampak sehat, berbaju rapi terus, dan hanya matanya menyiratkan sorot yang berbeda.

Walaupun demikian, berbagai langkah terus dilakukan TNI-Polri termasuk pemerintah daerah.

"Proses negosiasi terus dilakukan dan dipastikan tidak ada operasi militer dalam upaya pembebasan sandera," tegas Mayjen TNI Izak.

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menegaskan negosiasi untuk membebaskan sandera berkebangsaan Selandia Baru itu harus dilakukan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selalu ditekankan saat negosiasi pembebasan sandera tidak boleh membahas dua masalah pokok, yaitu merdeka serta senjata serta amunisi.

Pembahasan menuju pembebasan Philip harus mengesampingkan dua isu tersebut. Fokus utama ikhtiar itu agar sandera segera dapat dibebaskan dalam kondisi sehat walafiat.

Saat ini Polda Papua masih menunggu laporan dari Penjabat Bupati Nduga terkait hasil pertemuan dengan kelompok Egianus yang sebelumnya menyatakan akan membantu membebaskannya.

Saat ini Polda masih tetap menunggu hasil dan laporan tentang perundingan pembebasan pilot Philip yang sudah 8 bulan disandera dan terpisah dari sanak keluarganya.

Polisi juga mempersilakan para tokoh, terutama yang berasal dari Kabupaten Nduga untuk membantu upaya pembebasan sandera.

Harapannya, dengan keterlibatan semua pihak maka pembebasan sandera dapat segera terwujud.