JAKARTA - Proses penyelamatan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, mulai menemukan titik terang. Sebab, tim gabungan TNI-Polri telah mendeteksi keberadaan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya dalang di balik aksi penyanderaan tersebut.
"Benar, sudah terdeteksi (keberadan KKB dan Philip Mark Mehrtens, red)," ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Prabowo kepada VOI, Selasa, 21 Februari.
Mengenai lokasi atau titik koordinat keberadaan KKB dan Philip Mark Mehrtens, Benny enggan menyampaikan secara gamblang. Alasannya, operasi penyelamatan bersifat rahasia.
Terlebih, bila disampaikan nantinya akan mengganggu proses penyelamat pilot Susi Air tersebut.
"Namun detailnya tidak dapat saya sampaikan karena bersifat rahasia karena dapat mengganggu upaya penyelamatan pilot," sebut Benny
Selain itu, ditegaskan dalam operasi penyelamatan, tim gabungan TNI-Polri memfokuskan keselamatan dari Philip Mark Mehrtens. Sehingga, semua upaya yang dilakukan penuh dengan kehati-hatian.
"TNI Polri fokus pada keselamatan pilot, sehingga diperlukan upaya yang tepat dan penuh kehati-hatian," kata Benny.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut saat ini aparat masih mencoba melakukan negosiasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyandera pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Negoisasi ini melibatkan tokoh Papua.
"Saat ini tim gabungan TNI-Polri masih komunikasi (terhadap pembebasan Philip Mark). Negosiasi terus dilakukan yang melibatkan tokoh agama, tokoh gereja, setempat untuk berkomunkasi dengan KKB," kata Dedi.
BACA JUGA:
Upaya pembebasan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru oleh aparat tak sampai di situ. Jika upaya persuasif berujung buntu atau deadlock, aparat TNI dan Polri tak segan untuk melakukan tindakan hukum kepada KKB.
"Sekarang menunggu situasi lebih lanjut. Apabila terjadi deadlock, maka upaya terakhir adalah penegakkan hukum," ucapnya.
KKB yang dipimpin Egianus Kogoya saat ini masih menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mark Merthens. Penyanderaan dilakukan sejak Selasa, 7 Februari lalu.
Sebelum menyandera pilot, Egianus dan kelompoknya membakar pesawat Susi Air dengan nomor penerbangan PK-BVY. Peristiwa ini terjadi setelah pesawat berpenumpang itu mendarat di Lapangan Terbang Paro.
Saat ini masyarakat setempat sudah meninggalkan Paro dan mengungsi ke Kenyam, ibu kota Kabupaten Nduga. Warga Paro itu berjalan kaki ke Kenyam, sehingga Penjabat Bupati Nduga meminta bantuan agar membantu mengevakuasi warga yang sakit, tua atau wanita dan anak-anak.
.