YOGYAKARTA – Bagi para investor, pesta demokrasi pemilu yang akan segera digelar di Indonesia membuat mereka menahan diri untuk tidak terburu-buru dalam pengambilan keputusan. Hal itu terjadi karena saat pemilu situasi bisnis cenderung tidak pasti. Oleh karenanya investor harus memiliki strategi investasi di masa pemilu.
Strategi Investasi di Masa Pemilu
Seperti diketahui, secara umum Pemilu diadakan untuk memilih siapa yang akan memimpin dan siapa yang akan lengser dari jabatannya. Selama itu terjadi, terdapat penuh ketidakpastian terutama berupa kebijakan ekonomi yang tentu akan berdampak pada bisnis.
Pemilihan presiden juga kerap disebut sebagai tahun-tahun yang penuh ketidakpastian, namun sekaligus sebagai tahun yang penuh optimisme. Disebut sebagai tahun penuh ketidapkastian karena belum jelas siapa yang akan memimpin dan kebijakan apa yang akan berdampak pada berbagai sektor. Disebut sebagai tahun penuh optimisme karena calon presiden dinilai akan membawa kebijakan baru yang akan membawa iklim investasi Tanah Air makin maju.
Ketidakpastian ekonomi tentu akan membuat para investor lebih suka menahan diri. Strategi investasi tersebut dilakukan untuk meminimalisir kerugian serta mencari waktu yang tepat untuk mendulang keuntungan.
Bagi Anda yang berencana melakukan investasi di masa pemilu, coba ikuti tips berikut ini, dikutip dari berbagai sumber.
1. Ketahui Status Keuangan Anda
Anda disarankan untuk benar-benar melihat bagaiamana status keuangan Anda, bagaimana arus kas yang Anda miliki. Jika status keuangan Anda cukup baik dan bisa bertahan dalam kondisi apapun, maka investasi di masa pemilu bisa dilakukan. Sebaliknya, jika status keuangan memburuk dan hutang harus segera dibayar, Anda bisa menahan diri untuk melakukan investasi besar-besaran untuk menghindari kebangkrutan.
2. Fokus pada Hasil, Bukan pada Skenario Terburuk
Tahun-tahun pemilu memang dapat memicu investor untuk fokus pada skenario terburuk dibanding dengan meneliti hasil yang mungkin terjadi. Menciptakan skenarion terburuk pada bisnis saat pemilu memang perlu dilakukan, namun investor juga harus fokus pada kemungkinan hasil positif yang akan didapatkan.
Rangkaian analisis yang dilakukan harus didasarkan pada langkah objektif. Disarankan untuk tidak membawa sentimen subjektif saat melakukan kegiatan analisis investasi agar tak membawa Anda pada kesalahan dalam investasi.
3. Fokus ke Data Sekarang, Bukan pada Ramalan Masa Depan
Tidak ada yang bisa memprediksi masa depan. Hal itu juga berlaku dalam urusan bisnis. Disarankan untuk tetap fokus pada hasil analisa bisnis yang ada saat ini dibanding meramalkan masa depan.
Meramalkan kemungkinan yang terjadi dalam bisnis di bawah kepemimpinan yang berbeda memang perlu dilakukan. Akan tetapi ramalan justru akan memicu ketakutan berlebih, sehingga pebisnis tidak bisa melihat data dengan kepala jernih.
4. Hindari Perubahan Ekstrim pada Investasi
Investor disarankan untuk melakukan perubahan kecil dibanding perubahan ekstrem dalam kegiatan investasi.
Misalnya, Anda bisa tetap memegang saham perusahaan yang dimiliki salah satu calon pemimpin yang mencalonkan diri di pemilu dengan tingkat kemenangan sebesar 40 persen dibanding harus menjual seluruh saham tersebut.
Namun Anda juga bisa menjual sebagian saham tersebut lalu membeli saham perusahaan yang dimiliki pemimpin dengan kemungkinan menang sebesar 50 persen.
5. Bagi Dana Investasi Berdasarkan Jangka Waktu
Menentukan jangka waktu investasi penting dilakukan karena berkaitan dengan tujuan investasi dan instrumen apa yang akan dipilih. Di tahun penuh ketidak pastian, Anda bisa memilih investasi jangka waktu pendek atau menengah untuk menghindari kemungkinan buruk saham anjlok.
Namun, Anda bisa memilih jangka waktu panjang pada perusahaan stabil. Tentu saja keputusan tersebut diambil dengan melakukan serangkaian analisis lebih dulu.
Itulah beberapa strategi investasi di masa pemilu. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.