Bagikan:

ISLAMABAD - Gempa magnitudo (M) 6,3 melanda Afganistan barat pada Sabtu 7 Oktober, dan 1.000 orang dilaporkan tewas dan terluka. Regu penyelamat menggali reruntuhan untuk mencari korban-korban dengan peralatan yang seadanya.

Setidaknya seribu orang tewas dan terluka dalam serangkaian gempa yang melanda wilayah barat laut Afghanistan pada Sabtu, menurut sejumlah pejabat.

Juru bicara Otoritas Manajemen Bencana Afghanistan Mullah Janan Saiq mengatakan jumlah korban jiwa dapat bertambah, seraya menambahkan bahwa getaran menyebabkan kerusakan berat di barat laut provinsi Herat dan Badghis.

"Tiga desa di provinsi Herat rusak total, ratusan warga masih terjebak di bawah reruntuhan," ungkap Saiq kepada Anadolu dikutip ANTARA, Minggu 8 Oktober.

Dia menambahkan, sulit untuk mengetahui jumlah pasti korban jiwa, namun sejauh ini pejabat setempat melaporkan 1.000 orang tewas.

Menurut Survei Geologi (USGS), gempa kuat dengan magnitudo 5,5-5,9-dan 6,2 telah mengguncang provinsi-provinsi Afghanistan. Dikatakan pusat gempa berada 40 kilometer barat laut kota Herat.

Organisasi Kesehatan Dunia wilayah Afghanistan mengatakan timnya berada di rumah sakit-rumah sakit memberikan bantuan perawatan bagi mereka yang terluka dan memeriksa kebutuhan tambahan.

Saat malam tiba di Desa Sarboland di Distrik Zinda Jan, di kawasan perdesaan Provinsi Herat, reporter AFP melihat puluhan rumah rata dengan tanah di dekat pusat gempa Afganistan.

Sekelompok pria dengan sekop menggali tumpukan batu yang hancur sementara perempuan dan anak-anak menunggu di tempat terbuka, dengan rumah-rumah yang hancur. “Terdengar suara keras dan tidak ada waktu untuk bereaksi. Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh,” kata Bashir Ahmad, 42 tahun.

Ia melanjutkan,“Yang ada di dalam rumah, dikuburkan, Ada keluarga yang belum kami dengar kabarnya.”

Nek Mohammad mengatakan kepada AFP bahwa dia sedang bekerja ketika gempa pertama terjadi sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

“Kami pulang ke rumah dan melihat sebenarnya tidak ada yang tersisa. Semuanya telah berubah menjadi pasir,” kata pria berusia 32 tahun itu.

Ia menambahkan, sekitar 30 jenazah telah ditemukan di dekatnya.

"Sejauh ini, kami tidak punya apa-apa. Tidak ada selimut atau apa pun," katanya.

Kepala penanggulangan bencana Provinsi Herat, Mosa Ashari, mengatakan, selain 120 korban tewas, lebih dari 1.000 wanita, anak-anak, dan warga lanjut usia yang terluka.

Sementara itu, kerumunan warga meninggalkan gedung-gedung di Kota Herat ketika rangkaian gempa mulai terjadi, meskipun laporan korban jiwa dari wilayah kota sangat sedikit.

“Kami sedang berada di kantor dan tiba-tiba gedung mulai berguncang,” kata Bashir Ahmad, seorang warga berusia 45 tahun.

Plester tembok mulai rontok dan tembok retak, sebagian tembok dan sebagian bangunan roboh.

"Saya tidak dapat menghubungi keluarga saya, koneksi jaringan terputus. Saya terlalu khawatir dan takut. Itu mengerikan,” ujarnya.