Apsifor Ungkap Kepribadian Ibu-Anak yang Tewas Bunuh Diri di Depok: Paranoid, Trauma Duka hingga Putus Sosial
Ilustrasi jenazah kematian (Pixabay)1

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw menyebut Grace dan David mengalami perubahan interaksi sejak kehilangan sosok suami sekaligus ayah yang meninggal dunia.

“Bahwa kedua individu ini tinggal di rumah tersebut sejak tahun 1987 dan ada perubahan dalam relasi interaksi dslam keluarga pasca meninggalnya suami kurang lebih tahun 2011, jadi sudah 12 tahun yang lalu,” ujar Nathanael kepada wartawan, Jumat, 6 Oktober.

Berdasarkan hasil pembedahaan psikologi melalui catatan-catatan yang ditinggalkan, buku-buku yang dibaca, gaya dan polda hidupn, serta pilihan makanan dan minuman, Grace dianggap merupakan pribadi yang memiliki sifat paranoid.

“Kami menemukan adanya indikasi seseorang yang memiliki ciri kepribadian yang bisa kami sebutkan sebagai ciri kepribadian paranoid. Jadi penuh kecurigaan, ada penuh kecemasan, sulit relasi di lingkungan sosialnya dengan orang lain,” ungkapnya.

“Kondisi ini diperburuk pasca suaminya meninggal, di mana sebelumnya suami sangat terlibat, banyak mendukung, memfasilitasi, kebutuhan dan membantu dalam mengurus rumah tangga termasuk keuangan,” sambung Nathanael.

Grace juga dinilai tak memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik atas trauma grieving atau duka berkepanjangan setelah suaminya meninggal. Sehingga, hal-hal itu berpengaruh dalam mengorganisir kehidupan dengan baik

“Jadi secara umum kami menemukan ada kondisi psikologis terkait dengan depresi, psikopatologis yang berkaitan gangguan psikologis dalam bentuk waham, dan juga kami menemukan ada indikat yang cukup kuat berkaitan dengan symptom negatif yang bersangkutan, yaitu dia menarik diri, putus kontak sosial, kurang merawat diri, dan emosi negatif yang cukup intens,” kata Nathanael.

 

Sementara untuk David dinilai memiliki ciri kepribadian psikoid. Sebab, ia disebut sebagai sosok yang tertutup dan adanya kecemasan sosial.

Selain itu, David juga dianggap lebih banyak berorientasi dengan pribadinya sendiri dan kerap menghabiskan banyak waktu di dunia digital.

"Kami juga melihat ada frustrasi dalam kehidupan yang berkembang menjadi depresi. Yang bersangkutan juga menyadari ada masalah atau isu kesehatan mental baik dirinya maupun ibunya," tuturnya.

"Kemudian ada pandangan skeptik terhadap kehidupan yang mengarahkan pada, kami menemukan adanya terkait ide bunuh diri pada saudara ini," kata Nathanael.

Sebelumnya diberitakan, Grace dan David mengakhiri hidupnya dengan cara mengurung diri di kamar mandi yang sempit.

Dikatakan sempit karena luas kamar mandi itu hanya berukuran 1,8 meter x 1 meter. Kemudian, seluruh ventilasi udara sengaja diturup dengan plastik.

Di kamar mandi itupun ditemukan dua dupa yang telah terbakar. Diyakini, dupa itu sengaja dibakar agar ruangan itu dipenuhi asap.

Apabila Anda butuh bantuan konsultasi untuk mengatasi masalah depresi, tekanan mental atau kesehatan jiwa. Termasuk mengetahui atau melihat orang yang hendak melakukan aksi bunuh diri, Anda dipersilakan menghubungi hotline fasilitas layanan darurat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di nomor 119.