Bagikan:

JAKARTA - Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael Elnadus J Sumampouw menyatakan David Ariyanto merupakan inisiator aksi bunuh diri. Mulai dari perencanaan hingga mempersiapkan semua yang dibutuhkan.

David sedianya ditemukan tewas bersama ibunya, Grace Arijani Harahapan, keadaan mengenaskan di kamar mandi rumah yang berada di kawasan Cinere, Depok.

"Jadi itu yang dapat kami temukan. Dan pada anak, tadi sudah dia memiliki, awalnya dia memiliki ide tersebut," ujar Nathanael dikutip Sabtu, 7 Oktober.

Dalam rencana aksi bunuh diri itu, David menenetukan kamar mandi asisten rumah tangga (ART) di bagian belakang rumahnya sebagai lokasi untuk mengakhiri hidupnya dan ibundanya.

Kemudian, dia mempersiapkan berbagai peralatan seperti dua dupa besar. David juga diyakini senagaja menutup rapat seluruh ventilasi di kamar mandi tersebut.

"Dia juga mempersiapkan langkah-langkahnya, setting pada ruang sempit, darkroom, empty room," sebutnya

David diyakini sebagai inisiator berdasarkan hasil autopsi psikologi yang dilakukan. Di mana, David memiliki ketertarikan yang besar dengan semua hal tentang Jepang.

Kemudian, dikaitkan dengan metode bunuh diri yang juga terjadi di negara sakura tersebut.

"Bahwa cara ini (bunuh diri) juga dari laporan penelitian banyak ditemukan di konteks masyarakat Jepang. Di mana kami temukan bahwa anak ini memiliki minat yang dalam terhadap Jepang. Dari buku-buku bacaannya, komiknya, tontonannya, lagu-lagunya dan sebagainya," kata Nathanael.

Sebelumnya diberitakan, Grace dan David mengakhiri hidupnya dengan cara mengurung diri di kamar mandi yang sempit.

Dikatakan sempit karena luas kamar mandi itu hanya berukuran 1,8 meter x 1 meter. Kemudian, seluruh ventilasi udara sengaja ditutup dengan plastik.

Di kamar mandi itupun ditemukan dua dupa yang telah terbakar. Diyakini, dupa itu sengaja dibakar agar ruangan itu dipenuhi asap.