Bagikan:

CIREBON - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon mencatat, sekitar 878,5 hektare sawah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami kekeringan akibat fenomena El Nino.

Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana menyebutkan, jumlah lahan terdampak kekeringan terus meluas. September lalu, sawah yang mengalami kekeringan hanya sekitar 500 hektare.

Ratusan hektare lahan pertanian tersebut, kata Nanang, menyebar di 29 kecamatan wilayah timur hingga barat.

“Luas lahan sawah yang saat ini ditanam itu 22.137 hektare dan 878,5 hektare lahannya sudah mengalami kekeringan. Kami prediksi terus meluas,” kata Nanang, Kamis 5 Oktober.

Berdasarkan hasil penelusuran Distan Kabupaten Cirebon, ditemukan 1.629 hektare lahan yang rentan mengalami kekeringan dalam waktu dekat.

Nanang mengatakan, pihaknya saat ini melakukan sejumlah langkah strategis untuk mengurangi dampak akibat fenomena tersebut, di antaranya, tata kelola air dan menyediakan alat penunjang air.

“Kami juga saat ini mencari sumber-sumber air yang bisa digunakan dan kalau sudah ada, bakal ditingkatkan kapasistasnya,” kata Nanang.

Selain itu, Distan Kabupaten Cirebon mengusulkan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menyiapkan skenario modifikasi cuaca atau hujan di Kabupaten Cirebon.

Kabupaten Cirebon menjadi daerah terparah yang mengalami bencana kekeringan di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat.

Sub-Koordinator Kebencanaan Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena wilayah kerjanya itu diguyur hujan selama tiga bulan terakhir.

Akibatnya, Kabupaten Cirebon menjadi daerah paling kering dibandingkan daerah di kawasan Pantura Jawa Barat.

“Sampai pertengahan September, Cirebon belum juga diguyur hujan. Kami khawatir jumlah desa yang terdampak akan terus meluas,” kata Juwanda.

BPBD Kabupaten Cirebon mencatat, bencana kekeringan yang terjadi membuat 58.728 warga kesulitan mendapatkan air bersih.

Berdasarkan data tersebut, puluhan ribu warga yang kesulitan mendapatkan air bersih itu berada di 15 desa dari 9 wilayah kecamatan.

Desa-desa tersebut, yakni Desa Karanganyar (Kecamatan Panguragan), Dukuh (Kecamatan Kapetakan), Girinata (Kecamatan Dukupuntang), Slangit (Kecamatan Klangenan), Sampiran (Kecamatan Talun), Gempol (Kecamatan Gempol), Karanganyar (Kecamatan Karangwareng), dan Seuseupan (Karangwareng).

Selain itu, Desa Windu Haji (Kecamatan Sedong), Karangwuni (Kecamatan Sedong), Sedong Kidul dan Sedong Lor (Kecamatan Sedong), Windujaya (Kecamatan Sedong), Sibubut (Kecamatan Gegesik), Mundu Pesisir (Kecamatan Mundu).