JAKARTA - Kasus kematian CH yang ditemukan tewas terbakar api sudah terjadi sejak 2 pekan lalu, namun polisi belum menyimpulkan penyebab kematian anak Pamen TNI AU itu. Kematian CH menjadi misteri yang belum terungkap.
Polres Metro Jakarta Timur tidak mengerahkan anjing pelacak dari Unit K-9 Polda Metro Jaya untuk mengungkap kasus kematian CH (16).
"Enggak, tidak ada, kita engga pakai (anjing pelacak)," kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leo Simarmata kepada VOI, Rabu, 4 Oktober.
Dari hasil pemeriksaan Puslabfor, penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur tidak menemukan bercak darah lain (selain darah korban) di tempat kejadian perkara (TKP).
"Tidak ditemukan DNA lain di TKP (Tempat Kejadian Perkara) selain milik korban. Hanya ditemukan bahan bakar bensin di TKP. Selain itu, tidak ditemukan sesuatu yang ganjil di handphone korban dan tidak ada yang mencurigakan dari alat komunikasi korban," ujarnya.
Meski sejumlah bukti telah dikantongi polisi, namun penyidik enggan gegabah untuk memutuskan penyebab kematian CH yang belum terjawab tersebut. Sementara di kalangan publik, polisi diharapkan dapat mengungkap kasus tersebut secara transparan dan terbuka agar publik tak bertanya tanya.
BACA JUGA:
"Dari pemeriksaan 4 CCTV, hanya 2 CCTV yang merekam adanya korban. Dari rekaman kedua CCTV itu, polisi menyimpulkan bahwa korban di TKP sendirian tidak ada yang mengikuti," paparnya.
Perlu diketahui, peran anjing pelacak juga dibutuhkan pada kasus kriminal tertentu untuk membantu proses pengungkapan. Pengerahan anjing pelacak pernah dilakukan oleh Polda Metro Jaya untuk mengidentifikasi sejumlah barang bukti pembunuhan editor video Metro TV, Yodi Prabowo.
Salah satu barang bukti itu adalah pisau yang digunakan untuk membunuh. Setelah mengendus pisau itu, anjing pelacak langsung mengarah ke salah satu warung di sekitar lokasi pembunuhan.
"Di tepi danau, sekitar 400 meter dari TKP. Ada warung di sana," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Jakarta, Senin, 13 Juli 2020.