3 Kejanggalan Kematian Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim
Ilustrasi (Foto: Pixabay/kalhh)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Kematian CHR (16) anak perwira menengah (Pamen) TNI AU di dalam Pos Spion, ujung landasan 24, Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Minggu, 24 September 2023 masih menyisakan banyak pertanyaan.  

Pasalnya, ditemukan banyak kejanggalan kematian anak Pamen TNI AU itu, seperti ditemukannya luka tusuk di tubuh korban hingga jejak ceceran bensin di lokasi kejadian.

Kejanggalan kasus kematian CHR ikut disorot Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Dia mendesak kepolisian untuk menyelidiki kasus ini dengan cermat.  

“Saya minta pihak kepolisian menyelidiki kasus ini dengan cermat dan hati-hati, jangan tergesa-gesa. Karena masih banyak sekali kejanggalannya,” kata Sahroni di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023.

Kejanggalan Kematian Anak Pamen TNI AU

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan kejanggalan tewasnya anak Pamen TNI AU di dalam Pos Spion, ujung landasan 24, Lanud Halim Perdanakusuma pada Minggu, 29 September 2023.

1. Luka tusuk

Berdasarkan hasil autopsi, mayat CHR yang ditemukan dalam kondisi terbakar di kawasan Lanud Halim mengalami luka tusuk di bagian dada sebanyak enam kali.

Menurut Sahroni, temuan ini membuat kasus kematian anak Pamen TNI AU menjadi janggal. Sebab, aksi ini terjadi di ring 1 Lanud Halim, dimana tingkat keamanan dan aksesnya berbeda.

“Hasil autopsi menunjukkan adanya luka tusuk. Padahal, aksi ini terjadi di ring 1 Lanud Halim, yang tentu tingkat keamanan dan aksesnya berbeda,” tutur Sahroni.  

2. CCTV di TKP mati

Kejanggalan lainnya, kamera CCTV yang terpasang di Tempat Kejadian Perkara (TKP) tidak bisa menyorot kejadian yang menewaskan CHR karena dalam kondisi rusak. Padahal, area tersebut merupakan ring satu Lanud Halim.

“CCTV yang posisinya berada di depan TKP atau yang mengarah langsung tidak berfungsi," ujar Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leo Simarmata kepada wartawan, Jumat, 29 September.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan hasil identifikasi Satreskrim Polres Jakarta Timur, ada empat kamera CCTV yang merekam gerak-gerik korban baik itu pra ataupun pasca kejadian.

Tidak ada orang lain yang terekam kamera CCTV ketika CHR masuk ke pos itu. Anak Pamen TNI AU itu terlihat membawa sebuah tas ransel di punggungungnya.

"Kami sudah tarik sebelum dan sesudah. Di dalam rekaman 4 CCTV, korban menggunakan sepeda yang ditemukan di TKP, dia mengayuh sendiri menuju ke TKP itu," ujar Kombes Leo.

Polisi menduga tas itu digunakan untuk menyimpan sejumlah barang yang ditemukan disekitar jasad CHR, yakni sebilah pisau, pakaian, dan map.

3. Ditemukan jejak ceceran bensin

Hal lainnya yang menjadi sorotan, ditemukan jejak ceceran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di lokasi tewasnya CHR.

Sebagaimana diketahui, korban ditemukan tewas terbakar di dalam Pos Spion, Kawasan Ring 1, Lanud Halim Perdana Kusuma.  

Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Brigjen Pol Haryanto mengatakan, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan presentase mencapai 91 persen atau masuk kategori luka bakar parah.

Akan tetapi, hasil autopsi menyebutkan bahwa korban meninggal bukan karena luka bakar, tetapi luka tusukan senjata tajam.

"Kalau dilihat organnya pucat jadi sangat mungkin penyebab kematiannya karena luka tusuk. Karena terdapat kumpulan darah di dalam perut. Karena kalau kena luka tusuk kan ada proses meninggalnya," ungkap Brigjen Haryanto, Kamis, 28 September.

Dia juga menjelaskan bahwa sebelum korban CHR meninggal, terdapat jelaga (butiran arang yang halus dan lunak) pada tubuh korban.

"Sebelum meninggal masih terdapat jelaga (di tubuh CHR). Hasil pemeriksaan kerongkongan terdapat jelaga. Artinya saat kebakaran itu korban masih hidup. Karena asap masih dihirup," ujarnya.

Kendati demikian, pihak rumah sakit masih belum bisa menyimpulkan apakah luka itu disebabkan oleh orang lain atau korban sendiri.

Demikian informasi tentang kejanggalan kematian anak Pamen TNI AU. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.