JAKARTA - Polisi Peru menangkap seorang pria yang diduga melakukan gelombang ancaman bom terhadap sekolah, sinagoga, rumah sakit hingga bandara di Amerika Serikat, memicu evakuasi, penundaan penerbangan dan gangguan lainnya di lima negara bagian awal bulan ini.
Tersangka diketahui bernama Eddie Manuel Nunez Santos (33) asal Lima, Peru. Ia dituduh membuat 150 ancaman bom, beberapa di antaranya ditujukan kepada lembaga-lembaga Yahudi pada Hari libur Rosh Hashanah, kata Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Selatan New York dalam siaran persnya, melansir Reuters 29 September.
Semua ancaman tersebut terbukti hoaks, kata kantor kejaksaan. Sementara, seorang juru bicara Departemen Kehakiman mengatakan, motif tersangka dalam beberapa kasus adalah membuat remaja mengiriminya foto-foto seksual eksplisit, atau dia akan meledakkan bom.
Belum diketahui apakah Nunez Santos, yang menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat berdasarkan dakwaan federal di New York City, mendapatkan perwakilan hukum atau belum.
Dugaan ancaman, yang disampaikan melalui email itu, ditujukan pada sasaran di New York City, Alaska, Pennsylvania, Connecticut dan Arizona, kata para pejabat dalam pernyataan pers.
Salah satu ancaman yang dikutip sebagai contoh oleh jaksa adalah: "Saya memasang banyak bom di semua sekolah di Distrik Sekolah Anda. Bomnya akan meledak dalam beberapa jam. Saya akan tersenyum senang ketika keluarga Anda menangis karena kematian Anda."
Pesan ancaman itu menyebabkan evakuasi 1.100 siswa dari 20 sekolah di Pennsylvania, kata pihak berwenang.
Dugaan ancaman tersebut "menyebabkan mobilisasi segera oleh otoritas federal dan negara bagian, mengalihkan sumber daya penting penegakan hukum dan keselamatan publik, menyebabkan ketakutan di ratusan pemukiman AS di seluruh negeri ini," kata Jaksa AS Damian Williams dalam pernyataannya.
BACA JUGA:
Sementara itu, dalam dakwaan setebal delapan halaman, Nunez Santos didakwa dengan dua tuduhan kejahatan terkait dengan pesan-pesan yang dituduhkan ia kirimkan ke banyak penerima di New York, mengancam komunikasi antar negara bagian dan melakukan penipuan. Masing-masing terancam hukuman maksimal lima tahun penjara.
Dia juga didakwa melakukan percobaan eksploitasi seksual terhadap anak, percobaan pemaksaan dan bujukan terhadap anak di bawah umur dan percobaan penerimaan pornografi anak. Tuduhan tersebut, di mana dia bisa menghadapi hukuman hingga 30 tahun penjara jika terbukti bersalah, berasal dari dugaan upayanya membujuk seorang gadis berusia 15 tahun di Westchester, New York, untuk mengiriminya foto-foto seksual eksplisit.
Ditambahkan, investigasi terhadap Nunez dipimpin oleh Satuan Tugas Terorisme Gabungan FBI di New York. Pihak berwenang melacak Nunez melalui komunikasi internet dan teleponnya, menurut pernyataan pers.