Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga uang hasil suap dan gratifikasi yang didapat eks Gubernur Papua Lukas Enembe mengalir jadi saham ke perusahaan aviasi atau penerbangan.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan informasi ini ditelisik dari karyawan swasta, Mutmainah yang dipanggil sebagai saksi kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat Lukas. Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Jumat, 22 September.

“Saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan penempatan aliran uang dari tersangka LE ke salah satu perusahaan penerbangan swasta,” kata Ali dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Senin, 25 September.

Ali tak memerinci nama perusahaan itu. Tapi, sumber menyebut PT RDG Airlines diduga menerima duit Lukas.

Dikutip dari rdgairlines.com, perusahaan penerbangan ini fokus pada charter eksekutif seperti penyewaan jet pribadi untuk bisnis dan liburan, taksi udara atau carter jarak menengah hingga jauh, dan liburan mewah sesuai pesanan.

Selain itu, perusahaan ini punya operasi evakuasi. Ada armada pesawat yang disediakan seperti Beechjet 400, Hawker 800, Hawker 900, Embraer Legacy 600.

Kembali ke pemeriksaan saksi, penyidik juga memanggil Ary Mulyadi yang merupakan karyawan swasta dan Lusi Kusuma Dewi. Hanya saja, Ali bilang, mereka mangkir.

“Kedua saksi tidak hadir dan tanpa konfirmasi. KPK kembali ingatkan untuk kooperatif hadir dan surat panggilan berikutnya segera dikirimkan tim penyidik,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Lukas diduga tak hanya punya saham di perusahaan aviasi. KPK menduga dia juga punya pesawat pribadi yang digunakan untuk kepentingannya.

Kepemilikan itu terungkap setelah KPK mengusut dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukannya.

Kasus ini berawal setelah dia ditetapkan jadi tersangka penerima suap dari Direktur PT Tabi Bangun Papua, Rijatono Lakka. Kemudian, ia disebut menerima gratifikasi dari pihak swasta lain yang ingin mendapat proyek di Papua.

Saat ini, KPK sudah menyita 27 aset milik Lukas. Rinciannya ada uang senilai Rp81.628.693.000; 5.100 dolar Amerika; dan 26.300 dolar Singapura; aset berupa tanah dan bangunan; serta logam mulia.