18 Kelurahan di Jakut-Jakbar Krisis Air PAM, Heru Budi Minta Reservoir Komunal Dipercepat
Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono/DOK FOTO: Diah Ayu-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta Perumda PAM Jaya mempercepat pembangunan reservoir komunal atau tandon air raksasa sebagai solusi atas krisis air PAM yang kini melanda sejumlah kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat.

"Dalam beberapa waktu dekat ini saya kemarin minta Dirut PAM Jaya sudah disiapkan reservoir yang ada di Marunda dan beberapa di Jakbar, supaya masyarakat bisa tetap mendapatkan pelayanan air bersih," kata Heru kepada wartawan, Jumat, 22 September.

Heru mengaku telah mendapat penjelasan dari PAM Jaya mengenai masalah krisis air ini. Menurut dia, masalah layanan air bersih tersebut terjadi akibat kualitas dan kuantitas air baku berkurang.

"Bahan baku berkurang, lantas ada beberapa memang kebutuhan meningkat. Saya minta PAM merealisasikan (reservoir komunal)," ujarnya.

Diketahui, Sebanyak 18 kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Barat mengalami krisis air PAM selama beberapa hari terakhir. Suplai air kepada pelanggan di 18 kelurahan ini menjadi minim dan bahkan mati.

Wilayah yang terdampak krisis ini di antaranya Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan, Cengkareng Barat, Cengkareng Timur, Pegadungan, Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara, dan sekitarnya.

Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan, krisis air ini terjadi akibat adanya penurunan kualitas air baku di Instalasi Pengelolaan Air (IPA) Hutan Kota sejak 8 September lalu.

Penurunan kualitas air menjadi tak sesuai standar ini disebabkan dari dampak dari kemarau Panjang yang melanda kota Jakarta.

"Kemarau Panjang ini menyebakan nterusi air laut ke air sungai sehingga mengakibatkan total TDS (Total Disolve Solid) yang menjadi kualitas air tidak sesuai dengan Permenkes. Berdasarkan standar Permenkes, TDS air harus dibawah 200 sedangkan saat ini TDS air baku yang ada di IPA Hutan Kota mencapai 2000," kata Arief dalam keterangannya.

Sementara, Arief mengaku teknologi pada IPA Hutan Kota tidak memiliki fungsi desalinasi. Sehingga, PAM Jaya harus menyetop IPA Hutan Kota yang suplainya sebanyak 450 liter per detik.

"Dampak dari pemberhentian tersebut mengakitbatkan daerah yang sebelumnya mendapatkan suplai air dari IPA Hutan Kota menjadi terhenti," ungkap Arief.