Bagikan:

KEDIRI - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meragukan kasus sepasang ibu dan anak tewas kelaparan di rumahnya. Hal ini ia ungkapkan bukan tanpa alasan. Wali Kota Kediri yang akrab disapa Mas Abu itu menjelaskan latar belakang keseharian korban.

Diketahui, dua orang korban tewas ditemukan di dalam rumahnya, Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, kemarin.

"Kalau kelaparan saya kira tidak, karena tetangga di situ juga sangat dekat dengan Bu Utami. Tetangga sering memberikan makanan, dan Bu Utami juga juga mendapatkan bantuan pemerintah," kata Mas Abu, Kamis 21 September.

Ia menjelaskan, warganya itu telah menerima bantuan dari Pemerintah sejak tahun 2019, lalu. Bantuan Pemerintah itu diberikan kepada Utami berupa Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) senilai Rp 200.000 per bulan. Sedangkan, anaknya Arief menerima bantuan untuk orang dengan kecacatan berat sebesar Rp 500.000 setiap bulannya.

Selain itu, kata Mas Abu, keduanya juga mendapatkan bantuan dari progam pemberdayaan masyarakat yang ada di setiap kelurahan setempat.

"Tetangga juga sangat peduli sekali, bahkan sampai pemakamannya semuanya ditanggung oleh Pemerintah Kota Kediri dan tetangganya," jelasnya.

Sebelumnya, Kapolsek Pesantren Kompol Sugianto, mengatakan Arif yang tidak bisa bergerak tanpa bantuan orang lain. Dia dinyatakan kritis karena kelaparan tidak makan selama tiga hari.

Utami diketahui mempunyai riwayat penyakit asam lambung dan vertigo ditemukan tergeletak di lantai. Dia ditemukan pertama kali sekitar pukul 11.30 WIB, Rabu kemarin.

"Anaknya yang berada di atas ranjang dalam keadaan kritis karena tidak makan 3 hari. Setelah berusaha diselamatkan dan dikeluarkan dari kamar oleh nakes, 10 menit kemudian anaknya juga meninggal dunia," kata Sugianto.

Sugianto menjelaskan, jenazah Utami ditemukan pertama kali oleh tetangganya Sunarti (50) yang merasa curiga selama dua hari kelambu rumahnya selalu tertutup dan tidak merespons panggilan.