Bagikan:

YOGYAKARTA - Konflik agraria kembali terjadi di Indonesia yang melibatkan bentrokan antara masyarakat di Pulau Rempang, Batam, dengan aparat gabungan TNI-Polri. Peristiwa yang terjadi akibat pengembangan proyek strategis nasional (Rempang Eco City) ini seolah menambah catatan konflik agraria di negeri ini. Lantas apa itu konflik agraria dan penyebabnya?

Indonesia sudah menyimpan banyak luka akibat kasus-kasus konflik agraria. Kasus sengketa atau perebutan lahan terjadi di banyak daerah di Indonesia dan kerap menimbulkan keributan. Tidak sedikit konflik agraria yang berujung pada pertumpahan darah, ketidakadilan, dan dampak-dampak lainnya. 

Untuk menghindari dan mengantisipasi terjadinya konflik agraria, setiap orang perlu tahu apa itu konflik agraria dan contoh-contohnya yang pernah terjadi di Indonesia. 

Apa Itu Konflik Agraria

Konflik agraria adalah konflik yang berhubungan dengan urusan pertanahan. Konflik agraria merupakan konflik yang timbul sebagai akibat dari adanya ketidakserasian/kesengajaan terkait sumber-sumber agraria berupa Sumber Daya Alam (SDA). Salah satu penyebab konflik agraria adalah penguasaan dan perebutan sumber daya alam. 

Konflik agraria bisa terjadi di mana saja tidak hanya di Indonesia, namun juga di negara-negara lainnya. Umumnya konflik ini melibatkan banyak pihak serta banyak aturan yang kompleks. Kasus sengketa lahan dan perebutan lahan sebenarnya sudah terjadi di Indonesia sejak masa lampau. 

Penyebab Konflik Agraria

Kasus konflik agraria muncul karena adanya perselisihan atau perbedaan keputusan oleh dua pihak atau lebih yang terlibat dalam pengurusan tanah. Dalam buku “Menuntaskan Sengketa Tanah” karya pengacara Elza Syarief, disebutkan bahwa berikut ini sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya sengketa tanah.

  • Peraturan yang belum lengkap;
  • Ketidaksesuaian peraturan;
  • Pejabat pertanahan yang kurang tanggap terhadap kebutuhan dan jumlah tanah yang tersedia;
  • Data yang kurang akurat dan kurang lengkap;
  • Data tanah yang keliru;
  • Keterbatasan sumber daya manusia yang bertugas menyelesaikan sengketa tanah;
  • Transaksi tanah yang keliru;
  • Ulah pemohon hak;
  • Adanya penyelesaian dari instansi lain, sehingga terjadi tumpang tindih kewenangan.

Contoh Konflik Agraria di Indonesia yang Mencuri Perhatian

Ada banyak sekali kasus atau konflik agraria yang pernah terjadi di Indonesia. Konflik agraria akibat pembangunan PSN seperti di Rempang Batam bukanlah yang pertama terjadi. 

Berdasarkan catatan data Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) tahun 2021, terdapat sebanyak 35 konflik agraria yang disebabkan karena pembangunan PSN. Jumlah tersebut mengalami peningkatan drastis 100 persen dibandingkan pada tahun 2020 dengan 17 proyek. 

Berikut ini beberapa contoh konflik agraria yang pernah terjadi di tanah air, baik itu akibat PSN maupun kepentingan suatu pihak tertentu:

Sengketa Tanah PT Indonesia Power vs PT Belaputera Intiland

Kasus sengketa lahan ini terjadi antara PT Indonesia Power (IP) sebagai pengelola PLTA Waduk Saguling dan PT Belaputera Intiland (PT BI) kontraktor pengembang real estate Kota Baru Parahyangan. Konflik lahan ini sempat memanas pada tahun 2015.

Sengketa Lahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu

Sengketa lahan di Pulau Pari ini melibatkan konflik antara warga lokal dengan PT Bumi Pari Asri. Konflik agraria ini bahkan masuk dalam pembahasan di Komisi Pemerintah Dewan Perwakilan Rakyat DKI Jakarta. 

Sengketa Tanah di Meruya, Jakarta

Sengketa tanah ini melibatkan warga di Meruya, Jakarta, dengan perusahaan swasta PT Porta Nigra. Konflik agraria ini cukup fenomenal karena sudah bermula sejak tahun 1970-an dan mencakup seluas 44 hektare lahan. 

Demikianlah ulasan mengenai apa itu konflik agraria, penyebabnya, dan contoh-contohnya di Indonesia. Cara paling bijak untuk menyelesaikan konflik agraria adalah dengan resolusi konflik secara komprehensif dengan memperhatikan sumber masalah sampai ke akar-akarnya. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI . Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.