Bagikan:

JAKARTA - Pengamat politik, Rocky Gerung, memenuhi pemeriksaan lanjutan terkait kasus dugaan penyebaran berita bohong di Bareskrim Polri.

Rocky Gerung sedianya tiba sekitar pukul 10.05 WIB. Ia nampak mengenakan baju polo hitam.

Tak ada pernyataan yang disampaikannya. Rocky hanya sempat melambaikan tangannya.

Selain itu, Rocky juga dikawal beberapa anggota kepolisian. Pengawalan dilakukan sedari ia masuk hingga ke dalam Gedung Bareskrim Polri.

Sedianya, Rocky Gerung telah dimintai keterangan pada 6 September. Kala itu, penyelidik melontarkan 47 pertanyaan.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro menyebut pemeriksaan terhadap pengamat politik itu belum rampung. Sebab, penyelidik sebenarnya menyiapkan 97 pertanyaan.

"Kami sudah mendraft sekitar 97 pertanyaan, baru menjawab 47," ujar Djuhandhani.

Puluhan pertanyaan yang sudah dilayangkan kepada Rocky, kata Djuhandani, bukan terkait dengan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Melainkan, semua pertanyaan seputar dugaan penyebaran berita bohong yang menyebabkan keonaran.

"Kaitannya adalah tentang, ada beberapa berita yang dinyatakan yang klausulnya itu dianggap bohong oleh pelapor, seperti tentang kelapa sawit, kemudian tentang china dan lain sebagainya," ungkapnya.

"Itu yang menjadi objek bahwa itu berita bohong, tentu saja ini lah yang menjadi bahan kami untuk proses penyelidikan lebih lanjut," sambung Djuhandani.

Sebagai pengingat, beberapa ucapan atau pernyataan Rocky Gerung yang dipermasalahkan dan dilaporkan antara lain;

"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tetapi Jokowi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya. Dia menawarkan IKN, mondar-mandir ke koalisi, untuk mencari kejelasan nasibnya," ucap Rocky dalam video tersebut.

"Dia mikirin nasibnya bukan nasib kita, itu b*j*ng*n yang t*l*l, sekaligus b*j*ng*n pengecut. Kalau dia b*j*ng*n pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Ajaib, b*j*ng*n tapi pengecut," lanjut Rocky mengkritik Jokowi.