Usut Kasus Ujaran Kebencian Rocky Gerung, Bareskrim Periksa 55 Saksi dan Ahli
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro (Foto: Rizky AP/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Bareskrim Polri menyebut 50 saksi dan 5 ahli sudah diperiksa dalam pengusutan kasus dugaan penyebaran berita bohong hingga ujaran kebencian dengan terlapor Rocky Gerung.

Puluhan saksi dan ahli sedianya dimintai keterangan ketika pelaporan terhadap Rocky Gerung masih ditangani polda jajaran.

"Saat ini sudah ada 50 saksi yang kita periksa, kemudian 5 ahli yang kita periksa. Di samping itu kita terus berjalan untuk pemeriksaan-pemeriksaan untuk melengkapi apakah ini nanti kita bisa tingkatkan untuk penyidikan atau tidak," ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro kepada wartawan, Rabu, 16 Agustus.

Sejauh ini, ada 22 laporan polisi (LP) yang djtarik penanganannya ke Bareskrim Polri. Namun, masih ada beberapa laporan yang masih ditangani polda jajaran.

Alasannya, prosesnya penanganannya masih ditahap pemeriksaan pelapor. Sehingga, untuk sementara belum dilimpahkan ke Bareskrim Polri.

Di sisi lain, Djuhandhani menyebut mengenai pemeriksaan terhadap Rocky Gerung untuk saat ini belum dijadwalkan. Seban, masih menunggu pemeriksaan Labfor terkait bukti video.

"Untuk rencana pemeriksaan terhadap RG, sementara kita masih menunggu hasil pemeriksaan-pemeriskaan lainnya," kata Djuhandhani.

Sebagai pengingat, pelaporan terhadap Rocky Gerung berawal dari konten podcast yang ditayangkan di YouTube Refly harun. Pernyataan Rocky Gerung dalam acara tersebut dianggap berisi unsur penghinaan terhadap Jokowi dan tidak etis.

Beberapa ucapan atau pernyataan Rocky Gerung yang dianggap berunsur ujaran kebencian yakni;

"Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tetapi Jokowi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya. Dia menawarkan IKN, mondar-mandir ke koalisi, untuk mencari kejelasan nasibnya," ucap Rocky dalam video tersebut.

"Dia mikirin nasibnya bukan nasib kita, itu b*j*ng*n yang t*l*l, sekaligus b*j*ng*n pengecut. Kalau dia b*j*ng*n pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Ajaib, b*j*ng*n tapi pengecut," lanjut Rocky mengkritik Jokowi.