JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan menyampaikan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 beserta Nota Keuangan dalam Sidang Paripurna MPR-DPR-DPD pada Rabu, 16 Agustus di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara akan menyodorkan rencana kebijakan fiskal tahun depan sekaligus menjadi APBN terakhir bagi pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.
Kepastian kesiapan penyampaian RAPBN 2024 ditegaskan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ketika dikonfirmasi.
“Kita tunggu saja pidato Bapak Presiden Rabu nanti,” ujarnya kepada VOI di Gedung Pancasila awal pekan ini.
Mengutip siaran Kemenkeu terbaru, arah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024 difokuskan untuk mendorong berbagai transformasi guna membawa Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi (high income).
“Untuk bisa terlepas dari middle income trap dan menjadi high income country, Indonesia harus bisa tumbuh cukup tinggi,” kata Menkeu Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:
Berikut adalah sejumlah asumsi makro yang telah disepakati pemerintah bersama Badan Anggaran DPR dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN bulan lalu.
- Pertumbuhan ekonomi 5,1-5,7 persen
- Laju inflasi 1,5-3,5 persen
Nilai tukar Rupiah Rp 14.700-15.200 per dolar AS
- Tingkat Bunga SBN 10 tahun 6,49-6,91 persen
- Asumsi harga minyak mentah Indonesia 75-80 dolar AS per barel
- Lifting minyak bumi sebesar 615.000-640.000 barel per hari
- Lifting gas sebesar 1.030.000-1.036.000 barel setara minyak per hari
Postur fiskal dalam persen terhadap produk domestik bruto/PDB
- Pendapatan negara 11,88-12,38 persen
- Perpajakan 9,95-10,20 persen
- PNBP 1,92-2,16 persen
- Hibah 0,01-0,02 persen
- Belanja negara 14,03-15,01 persen
- Belanja pemerintah pusat 10,49-11,36 persen
- Transfer ke daerah 3,55-3,65 persen
- Keseimbangan primer 0,0035-(0,428) persen
- Defisit (2,16)-(2,64) persen
- Pembiayaan 2,16-2,64 persen
- Utang netto 2,46-3,41 persen
- Investasi netto (0,3)-(0,67) persen
- Rasio utang 38,07-38,97