Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengingatkan kepada daerah yang akan melaksanakan vaksinasi COVID-19 massal untuk mempertimbangkan kapasitas vaksinator atau tenaga yang menyuntikkan vaksin.

"Apabila daerah lain ingin melakukan vaksinasi massal, tentunya harus mempertimbangkan ketersediaan tenaga vaksinator," kata Wiku dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 4 Februari.

Wiku menyebut, dengan memperhatikan ketersediaan jumlah vaksinator, program vaksinasi massal dapat berjalan dengan efektif.

"Pelaksanaan program vaksinasi massal dapat menjadi salah satu cara dalam mendorong para tenaga kesehatan untuk ikut berpartisipasi dalam program vaksinasi ini," ungkap dia.

Siang tadi, Presiden Joko Widodo meninjau pelaksanaan vaksinasi massal yang diperuntukkan bagi para SDM di sektor kesehatan. Vaksinasi massal tersebut digelar di Istora Gelora Bung Karno.

Jokowi menyebut, vaksinasi massal tersebut bertujuan untuk semakin mempercepat pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga kesehatan agar pemerintah dapat segera memulai pelaksanaan vaksinasi untuk tahap berikutnya.

"Meskipun di puskesmas-puskesmas dan rumah-rumah sakit di daerah sudah memulai vaksinasi, tapi kita ingin mempercepat proses vaksinasi ini sehingga tadi di Istora Gelora Bung Karno secara massal dimulai vaksinasi untuk tenaga kesehatan," kata Jokowi.

Sampai saat ini, sebanyak 700.266 tenaga kesehatan memperoleh suntikan dosis vaksin Covid-19. Jumlah tersebut mencapai kurang lebih 45 persen dari target sebesar 1,5 juta tenaga kesehatan.

Sementara, Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan sebanyak lima ribu tenaga kesehatan ditargetkan untuk dapat mengikuti kegiatan vaksinasi massal di Istora.

Kegiatan vaksinasi massal serupa sebelumnya sudah pernah dilakukan di sejumlah wilayah lain seperti Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung.

Maxi menuturkan, pelaksanaan vaksinasi massal ini sekaligus persiapan untuk melakukan vaksinasi dengan jumlah peserta yang lebih besar pada tahap berikutnya yang diharapkan dapat selesai pada akhir April 2021 mendatang.

"Ini sekaligus latihan kita untuk melakukan vaksinasi secara massal seperti ini untuk mengantisipasi vaksinasi tahap berikut untuk (tenaga) pelayanan publik yang jumlahnya ada 18 juta supaya kita terbiasa," ungkap dia.