Maskapai Delta Air Lines Sebut Seluruh Armadanya Kini Tak Lagi Khawatirkan Gangguan Sinyal Nirkabel 5G
Ilustrasi armada maskapai Delta Air Lines. (Wikimedia Commons/BriYYZ)

Bagikan:

JAKARTA - Maskapai penerbangan Delta Air Lines mengatakan pada Hari Kamis, pihaknya telah menyelesaikan peningkatan seluruh armadanya untuk melindungi peralatan utama dari gangguan sinyal nirkabel 5G, menutup lubang yang dapat mengganggu penerbangan selama jarak pandang rendah.

Pihak maskapai mengatakan, seluruh armada pesawatnya yang aktif terbang saat ini memiliki altimeter radio yang terlindung dari gangguan.

"Ini berarti tidak ada pesawat Delta yang akan terkena kendala tambahan yang disebabkan oleh cuaca," kata juru bicara Delta, melansir Tech Xplore 1 September.

Sebelumnya, sekitar 190 dari 900 armada pesawat Delta tidak memiliki altimeter yang ditingkatkan hingga akhir Juni. Perangkat tersebut menggunakan sinyal radio untuk mengukur ketinggian pesawat di atas permukaan tanah secara tepat.

Masalah ini memaksa Delta untuk mempertimbangkan mengubah rute pesawat-pesawat tersebut, untuk menghindari situasi visibilitas rendah sambil menunggu suku cadang baru dari pemasok. Pihak Delta mengatakan, mereka berhasil melewati musim panas tanpa masalah besar dengan altimeter.

Sebelumnya, Menteri Transportasi Amerika Serikat Pete Buttigieg memperingatkan pada Bulan Juni, maskapai penerbangan dapat menghadapi kendala operasional dalam cuaca buruk jika mereka tidak memperbarui pesawat sebelum batas waktu 1 Juli, seperti mengutip Reuters.

Kekhawatiran layanan 5G dapat mengganggu altimeter pesawat, yang memberikan data mengenai ketinggian pesawat di atas tanah dan sangat penting untuk pendaratan dalam cuaca buruk, menyebabkan gangguan singkat di beberapa bandara AS tahun lalu karena maskapai penerbangan internasional membatalkan beberapa penerbangan.

Tahun lalu, Verizon dan AT&T secara sukarela setuju untuk menunda beberapa penggunaan C-Band 5G hingga Juli, karena maskapai penerbangan berupaya memperbaiki altimeter pesawat.

Menteri Buttigieg mengatakan dalam sebuah wawancara pada 20 Juli, transisi untuk membuat maskapai penerbangan memenuhi standar 5G berjalan lebih baik dari yang diharapkan, dengan gangguan yang minimal.

Ia mengatakan, meskipun sebagian besar maskapai penerbangan sudah siap, upaya tersebut "menimbulkan banyak tekanan."

"Butuh beberapa saat di mana kami harus benar-benar memastikan, mereka dapat membaca bahasa tubuh kami, bahwa kami benar-benar serius. Saya rasa maskapai penerbangan tidak mempercayai kami sejak awal," ujarnya.

Beberapa pakar penerbangan dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) percaya, sinyal C-Band terlalu dekat dengan frekuensi yang digunakan oleh altimeter radio.

Sedangkan Komisi Komunikasi Federal, yang memberikan lisensi 5G kepada perusahaan nirkabel, mengatakan tidak ada risiko gangguan.