Mewaspadai Perundungan dari Kisah Viral Ibu Jambak Perempuan Muda
Perjalanan Kereta Commuter Line (Irvan Meidianto/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Beberapa jam ini media sosial ramai dengan video perempuan menarik, menjenggut dan memukul perempuan lain di KRL arah Bogor. Bahkan, kutipan pembicaraan dari video tersebut jadi trending topic Twitter selama beberapa jam dengan kata kunci 'SAYA INI ORANG TUA'.

Video berdurasi 36 detik itu diunggah akun Twitter @rinafarzia (yang sekarang tak bisa dilihat lagi secara umum). Dia menceritakan, kejadian ini berlangsung di gerbong khusus wanita pada Sabtu, 22 Februari sekitar pukul 21.15 WIB. 

Peristiwa tersebut terjadi ketika seorang ibu duduk di bangku prioritas. Dia membawa makanan dan menaruhnya di bangku sebelah yang kosong. Lalu, dia ditegur petugas agar memindahkan makanan tersebut ke bawah supaya tak mengganggu penumpang lain yang akan duduk.

Namun, alih-alih menerima teguran dari petugas keamanan itu, ibu tersebut malah marah kepada seorang perempuan yang duduk di kursi prioritas. Sang ibu tadi menarik, menjambak bahkan menampar perempuan tersebut. Tindakan ini kemudian diketahui seorang petugas keamanan yang langsung melerai keduanya.

Video ini sampai ke PT Kereta Commuter Indonesia. Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba meyakini, masalah tersebut sebenarnya bisa diselesaikan tanpa perlu diviralkan di media sosial. Apalagi, selaku operator penyedia sarana dan pelayanan commuter line, seluruh petugas dan pegawai akan fokus dalam pelayanan yang berdasarkan integritas, profesional, inovasi, dan keselamatan.

"Dalam penyelesaian masalah-masalah petugas pasti akan melakukan follow up dan memastikan layanan kembali beroperasi secara aman bagi seluruh pengguna KRL," kata Anne dalam keterangan tertulisnya kepada VOI, Minggu, 23 Februari.

Selain itu, Anne menambahkan, efek viral video ini akan berujung pada bullying atau perundungan bagi pihak-pihak yang ada di dalam video tersebut. Karenanya, dia meminta semua pihak bekerja sama untuk memutus rantai ini. Dia meminta semua pihak bekerja sama dalam mewujudkan layanan KRL yang aman dan nyaman untuk semua.

"Fenomena tersebut sangat berdampak psikis bagi pengguna serta keluarga dari mereka yang ada dalam video atau foto yang viral dan banyak berujung bullying dalam waktu yang lama," ujarnya.

"Mari saling menghormati, saling menjaga kemanaan dan kenyamanan sesama pengguna jasa commuter line," tutupnya.