Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menargetkan 100 persen cakupan pelayanan air bersih yang dikelola BUMD-nya, PAM Jaya, tercapai pada tahun 2030. Diperkirakan, butuh biaya senilai Rp23,8 triliun agar 100 persen masyarakat Jakarta terlayani air perpipaan.

Kepala Bidang Penyediaan Air Bersih Dinas Sumber Daya Air DKI Jakata Elisabeth Tarigan mengakui Pemprov DKI tak bisa menutupi kebutuhan nilai biaya investasi hanya melalui alokasi APBD.

Karenanya, Pemprov DKI menginstruksikan PAM Jaya untuk menggandeng swasta dalam memenuhi target pelayanan air bersih kepada 100 persen warga Jakarta.

"Bukan hanya pemerintah, tadi swasta turut juga terlibat di dalam investasi. Enggak bisa kita hanya melalui APBD, ya karena mungkin disebabkan dengan pandemi, juga segala macam. Kita sekarang bergerak kerja sama dengan badan usaha," kata Elisabeth dalam diskusi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 30 Agustus.

Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan, nilai investasi puluhan triliun itu dipergunakan untuk meningkatkan suplai air baku dan penambahan sambungan perpipaan baru.

Untuk memenuhi 100 persen cakupan pelayanan air bersih kepada warga, DKI membutuhkan pemasangan 7 ribu kilometer yang targetnya diselesaikan pada tahun 2030.

Saat ini, PAM Jaya baru melayani 930 ribu pelanggan di Jakarta. Sementara penambahan 7 ribu kilometer pipa baru ini dibutuhkan untuk memenuhi target pelayanan air bersih hingga mencapai 2 juta pelanggan.

"Bisa dibayangkan, inilah situasi kondisi air perpipaan yang tidak mudah dan tidak murah secara investasi. Jadi, angkanya sudah signifikan," urai Arief.

"Tapi memang itu tidak semua investasi di pipa, ada sebagian kecilnya maintanece di water treatment plant (IPA). Tapi, pipa itu sedemikian dahysat investasi yang memang diperlukan," tambahnya.

Guna menunjang penambahan kebutuhan pelayanan air, pemerintah tengah memproses pembangunan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) Jatiluhur I, SPAM Karian, Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Buaran III, dan IPA Juanda.

Di sisi lain, PAM Jaya juga memproses pembangunan reservoir komunal atau tandon raksasa untuk menyediakan suplai air bersih pada warga yang minim menerima aliran air perpipaan.

Rencananya, reservoir komunal dibangun di 10 wilayah, yakni Duri Kosambi, Kelurahan Taman Sari, Rusun Waduk Pluit di Muara Baru, BP Tambora, Gombal Paya di Kalideres, Glodok, huk Cacing di Cilincing, STIP Marunda Makmur, Rorotan Jakpro, dan Kebon Kosong di Kemayoran.