JAKARTA - KTT ke-25 BRICS yang diikuti oleh delegasi Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan mulai digelar di Johanesburg Hari Selasa, bertujuan untuk meningkatkan pengaruh global, kendati dikatakan tidak untuk menjadi pesaing.
KTT yang berlangsung pada 22-24 Agsutus ini dimaksudkan untuk menempa kelompok tersebut, menjadi penyeimbang dominasi Barat.
"Saat ini, perubahan di dunia, di zaman kita, dan dalam sejarah sedang berlangsung dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, membawa masyarakat manusia ke titik kritis," kata Presiden China Xi Jinping dalam sambutannya yang dibacakan di KTT, melansir Reuters 23 Agustus.
"Perjalanan sejarah akan dibentuk oleh pilihan yang kita buat," lanjutnya.
Presiden Xi tidak hadir dalam pembukaan. Sambutan pemimpin Tiongkok itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan China Wang Wentao. Sementara, koleganya Presiden Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Perdana Menteri India Narendra Modi hadir secara fisik. Adapun Presiden Rusia Vladimir Putin berencana hadir secara virtual.
Sementara itu, Presiden Lula dalam sambutannya jelas mengatakan kelompok tersebut tidak bermaksud menjadi pesaing bagi kelompok maupun negara tertentu di tataran global
"Kami tidak ingin menjadi tandingan G7, G20 atau Amerika Serikat," kata Presiden Lula dalam siaran media sosial dari Johannesburg.
"Kami hanya ingin mengatur diri kami sendiri," sambungnya.
BACA JUGA:
Di luar pertanyaan soal ekspansi, meningkatkan penggunaan mata uang lokal negara-negara anggota dalam perdagangan dan transaksi keuangan untuk mengurangi ketergantungan dolar AS juga menjadi agenda puncak.
"Proses de-dolarisasi hubungan ekonomi kita yang objektif dan tidak dapat diubah sedang mendapatkan momentum," ujar Presiden Putin dalam pernyataan video yang direkam.
Afrika Selatan mengatakan, tidak akan ada diskusi tentang mata uang BRICS bersama, sebuah ide yang dilontarkan oleh Brasil sebagai alternatif dari ketergantungan dolar.