JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan BRICS adalah asosiasi negara yang bekerja sama berdasarkan nilai-nilai bersama, saat Rusia akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) organisasi tersebut dua hari kedepan.
KTT ke-16 BRICS tahun ini digelar di Kazan pada 22-24 Oktober mendatang. Selain para Rusia, Brasil, India, China dan Afrika Selatan, KTT kali ini akan menjadi yang pertama bagi anggota baru, Mesir, Ethiophia, Iran dan Uni Emirat Arab.
Kelompok BRICS sekarang mencakup 45 persen populasi dunia dan 35 persen ekonominya, berdasarkan paritas daya beli, meskipun Tiongkok mencakup lebih dari setengah kekuatan ekonominya.
Presiden Putin, yang oleh Barat dianggap sebagai penjahat perang, mengatakan kepada wartawan dari negara-negara BRICS, "BRICS tidak menempatkan dirinya dalam posisi yang bertentangan dengan siapa pun", dan pergeseran pendorong pertumbuhan global hanyalah sebuah fakta.
"Ini adalah asosiasi negara-negara yang bekerja sama berdasarkan nilai-nilai bersama, visi pembangunan bersama, dan yang terpenting, prinsip mempertimbangkan kepentingan masing-masing," katanya, melansir Reuters 22 Oktober.
KTT BRICS berlangsung saat para kepala keuangan global berkumpul di Washington, Amerika Serikat di tengah perang di Timur Tengah serta Ukraina, ekonomi Tiongkok yang lesu dan kekhawatiran pemilihan presiden AS dapat memicu pertempuran dagang baru.
Presiden Putin, yang memerintahkan pasukan ke Ukraina pada tahun 2022 setelah delapan tahun bertempur di Ukraina timur, dihujani pertanyaan oleh wartawan BRICS tentang prospek gencatan senjata di Ukraina.
Menjelang KTT BRICS, Presiden Putin bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk pembicaraan informal yang berlangsung hingga tengah malam di kediamannya di Novo-Ogaryovo, di luar Moskow.
Ia memuji Sheikh Mohammed dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang tidak akan menghadiri KTT di Kazan, atas upaya mediasi mereka atas Ukraina.
BACA JUGA:
"Saya jamin bahwa kami akan terus bekerja ke arah ini," kata Sheikh Mohammed kepada Presiden Putin.
"Kami siap melakukan segala upaya untuk menyelesaikan krisis dan demi kepentingan perdamaian, demi kepentingan kedua belah pihak," tambahnya.
Direncanakan, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi akan hadir dalam KTT kali ini. Sementara, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanannya menyusul saran medis untuk sementara menghindari penerbangan jarak jauh setelah mengalami cedera kepala yang menyebabkan pendarahan otak ringan.