JAKARTA - Pemerintah Jepang pada Rabu mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan senilai dua juta dolar AS (sekitar Rp30,5 miliar) kepada Hawaii untuk membantu memperbaiki kerusakan akibat kebakaran yang baru terjadi di pulau Maui dengan jumlah korban lebih dari 100 orang.
Bantuan tersebut, diberikan melalui organisasi seperti Palang Merah Amerika, ditujukan bagi keamanan lokasi evakuasi, pengiriman makanan, dan dukungan psikologis bagi mereka yang terdampak kebakaran yang terjadi pada 8 Agustus itu, selain kebutuhan lainnya.
"Jepang dan Hawaii telah menjalin hubungan pertemanan selama bertahun-tahun dan terlibat pertukaran aktif di beberapa bidang," kata Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi dilansir ANTARA dari Kyodo, Rabu, 16 Agustus.
Dari total bantuan, sebanyak 1,5 juta USD (sekitar Rp23 miliar) akan diberikan kepada Palang Merah Amerika, dan sisanya akan diberikan melalui organisasi nirlaba Japan Platform yang berbasis di Tokyo.
Hayashi juga menjanjikan dukungan Tokyo yang berkelanjutan "menuju pemulihan segera" dari wilayah yang porak poranda.
Kementerian Luar Negeri telah menerima laporan bahwa rumah beberapa warga Jepang di Maui mengalami kerusakan, namun belum ada konfirmasi lebih lanjut tentang bahaya yang dialami warga Jepang, kata Hayashi.
Menurut konsulat jenderal Jepang di Honolulu, ratusan warga negara Jepang bermukim di pulau tersebut.
Langkah dukungan Pemerintah Jepang diumumkan setelah otoritas setempat mengatakan pada Selasa jumlah korban tewas akibat kebakaran di Maui mencapai 106 jiwa.
Kebakaran itu menjadi bencana alam paling mematikan di Amerika Serikat sejak kebakaran pada 1918 menewaskan ratusan jiwa di Minnesota, menurut laporan media AS.
اقرأ أيضا:
Dalam wawancara televisi yang disiarkan pada Senin, 14 Agustus Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan sekitar 1.300 orang masih belum ditemukan setelah kebakaran. Pemerintah negara bagian mengatakan pada Selasa telah melakukan pencarian di sekitar 32 persen area yang terdampak.
Diperkirakan akan dibutuhkan $5,52 miliar (sekitar Rp 84,3 trilyun) untuk membangun kembali daerah yang terkena dampak di Lahaina, dimana sebagian besar bangunan yang terdampak adalah pemukiman, menurut keterangan Badan Manajemen Darurat Federal AS.